Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KNPI Minta Isu Uighur Tak Dipolitisasi

Sekjen DPP KNPI, Addin Jauharudin mengatakan, apa yang terjadi di Xinjiang lebih tepat diserahkan kepada Pemerintah Cina.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in KNPI Minta Isu Uighur Tak Dipolitisasi
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Massa aksi dari Jama'ah Ansharusy Syari'ah membentangkan spanduk dan poster dalam aksi solidaritas untuk muslim Uighur di depan DPRD Kota Malang, Jumat (20/12/2019). Massa aksi mengutuk keras kejahatan kemanusiaan genosida terhadap masyarakat muslim Uighur di Tiongkok dan mengajak muslim Indonesia memboikot produk-produk negara Tiongkok. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meminta isu persoalan Uighur di Xinjiang, Cina tak dipolitisasi.

KNPI menilai kasus Uighur adalah isu internal pemerintah China.

Sekjen DPP KNPI, Addin Jauharudin mengatakan, apa yang terjadi di Xinjiang lebih tepat diserahkan kepada Pemerintah Cina.

Bahwa adanya gerakan separatisme, dan radikalisme yang berkembang di sebagian masyarakat Uighur, kata dia, sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan persuasive, perdamaian dan bisa belajar dari komunitas muslim Indonesia.

“Ini demi menciptakan stabilitas kawasan di Cina dan perdamaian global,” ujar Addin melalui keterangan tertulisnya, Kamis (27/12/2019).

Baca: Indonesia Enggan Turut Campur Urusan Uighur

Addin memaparkan bahwa jumlah penduduk muslim di Cina mencapai 23 juta jiwa. Tersebar di banyak provinsi dan etnis.

“Begitupun jumlah mahasiswa Indonesia sekitar 440 ribu orang semuanya dalam keadaan baik–baik saja. Maka konflik Uighur tidak bisa dikaitkan dengan persoalan agama dan persoalan terorisme dan radikalisme yang berkembang di Uighur juga bukan bagian dari agama,” ungkapnya.

BERITA REKOMENDASI

Addin menghimbau kepada seluruh organisasi di Indonesia dan khususnya organisasi islam untuk tidak terprovokasi soal Uighur, yang tentu saja dapat berdampak pada terganggunya perdamaian global.

“Mari kita kedepankan tabayyun. DPP KNPI sebagai organisasi berhimpun organisasi kepemudaan yang isinya lintas agama, suku dan golongan menghimbau untuk memandang soal Uighur secara jernih, rasional dan tidak terprovokasi dengan sentimen suku agama dan ras (SARA),” ungkap dia.

Addin menambahkan bahwa kebinekaan dan keragaman yang selama ini sudah terjaga dan terjalin, harus terus dipertahankan menjadi modal keutuhan bangsa dan perdamaian dunia.

“Kepada pemerintah agar melakukan diplomasi lunak untuk membantu dengan membagi pengalaman penyelesaian konflik kepada pemerintah Cina,” pungkasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas