Susi Pudjiastuti: Pak Jokowi, Andai Saja Benih Lobster Tak Diselundupkan
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti masih getol menyuarakan sikap kritisnya terkait wacana pelegalan ekspor benih lobster.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
Larangan itu tercantum di Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 56 tahun 2016 tentang Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp), dan Rajungan (Portunus spp) dari Wilayah NKRI.
Susi Ingatkan Nelayan
Sebelumnya, Susi mengingatkan para nelayan mengenai kerugian yang didapat apabila melakukan ekspor benih lobster.
Melalui sebuah postingan video di Twitter @susipudjiastuti, Susi menyebut lobster memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
"Lobster yg bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak.
Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," tulisnya.
Sementara itu dalam video tersebut, Susi sedang mengonsumsi lobster saat makan malam di Pangandaran, Selasa (10/12/2019) lalu.
"Malam ini saya makan di Pangandaran dengan lobster. Satu ekor lobster beratnya kurang lebih 400-500 gram. Lobster yang begini harganya 600-800 ribu," ujarnya.
Ia mengungkapkan perhitungan harga lobster yang dijual harga murah akan sangat merugikan para nelayan.
"Berarti satu ekor lobster ini 400 ribu, bibitnya diambil dan dijual hanya dengan 30 ribu saja," ujarnya.
Susi menyebut akan lebih rugi lagi jika yang dijual adalah benih lobster berjenis mutiara.
"Berapa rugi kita, apalagi kalau lobsternya berjenis mutiara."
"Dimana satu kilo lobster mutiara 4-5 juta, satu ekor 400 gram sudah 1 juta rupiah. Kita jual ke Vietnam hanya dengan harga 100 ribu atau 300 ribu," ucap Susi dalam video tersebut.
Susi menekankan para nelayan agar berpikir sejauh itu agar tidak mengalami kerugian.
"Nelayan tidak boleh bodo dan kita akan dirugikan bila itu dibiarkan," ucapnya.