Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ungkap Penyebab Tragedi Bus Sriwijaya, Budi Setiyadi: Kesalahan Pertama karena Angkut Motor

Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengungkap penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya yang pertama karena mengangkut motor dalam bus.

Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Ungkap Penyebab Tragedi Bus Sriwijaya, Budi Setiyadi: Kesalahan Pertama karena Angkut Motor
YouTube KompasTV
Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya/Tangkapan Layar 

TRIBUNNEWS.COM - Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengungkap penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya yang seharusnya mengangkut 27 penumpang tetapi membawa penumpang dengan jumlah lebih.

Tak hanya itu, Bus Sriwijaya juga mengangkut sebuah sepeda motor.

Budi Setiyadi mengatakan kesalahan yang terjadi karena mengangkut motor di dalam bus.

"Pertama, membuat kesalahan karena mengangkut motor," kata Budi, dilansir kanal YouTube KompasTV, Rabu (25/12/2019).

Sebenarnya, mobil peruntukannya sudah jelas untuk mengangkut penumpang.

"Tapi ada yang saya perhatikan memang di daerah-daerah pinggiran, motor itu dimasukkan dalam bus," ujar Budi Setiyadi.

Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya/Tangkapan Layar
Ungkap Penyebab Kecelakaan Bus Sriwijaya/Tangkapan Layar (YouTube KompasTV)

Sementara itu, Budi menyebut kalau di agen diperbolehkan bus ekonomi mengambil penumpang kembali.

Berita Rekomendasi

"Tapi yang terjadi saat pengemudi mengambil penumpang di jalan-jalan yang tidak diketahui agen," ujar Budi.

Hal ini, menurut Budi yang perlu ditanyakan kepada pihak yang ikut di dalam bus seperti kernet dan sebagainya.

Budi kembali menegaskan yang terjadi pada saat perjalanan seperti itu.

"Jadi pengemudi menaikkan penumpang sendiri dibeberapa tempat tanpa diketahui operator dan agen," ungkap Budi.

Lanjut, Budi memaparkan saat ini suda ada perbaikan yang dilakukan oleh salah satu operator.

"Itu sudah diberlakukan dan diwajibkan menggunakan online semuanya," jelas dia.

Budi kembali mengatakan tidak ada lagi pengemudi yang menaikkan penumpang di jalan.

"Semuanya harus dari tempat keberangkatan, kalaupun ada di agen sudah langsung terkoneksi dengan operator," ujar Budi.

Kejadian seperti ini, Budi menyebut para pengemudi mencari uang untuk tambahan penghasilan.

Budi juga mengatakan pada saat perbaikan sistem oleh salah satu operator, terdapat eksistensi dari pengemudi.

"Karena terbiasa cukup lama dengan model bisnis yang seperti sekarang (mengangkut penumpang di jalan)," tegas Budi Setiyadi.

Diketahui, Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu- Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.

Setidaknya 35 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Tim SAR Gabungan melakukan evakuasi bus Sriwijaya di dasar sungai bawah jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter, di Tikungan Lematang Indah Desa Pelang Kenidai Kecematan Dempo Tengah Kota Pagaralam,Rabu (25/12/2019).
Tim SAR Gabungan melakukan evakuasi bus Sriwijaya di dasar sungai bawah jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter, di Tikungan Lematang Indah Desa Pelang Kenidai Kecematan Dempo Tengah Kota Pagaralam,Rabu (25/12/2019). (Basarnas)

Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara

Kapolres Pagar Alam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian di Liku Lematang yang menewaskan 35 orang itu memang rawan kecelakaan.

Dolly Gumara mengatakan kawasan Lematang sering terjadi kecelakaan kecil, seperti terserempet dan lain sebagainya.

Namun, untuk bus masuk jurang, berdasarkan data terakhir juga pernah terjadi pada tahun 1993.

"Namun, untuk kejadian terbesar (kecelakaan) di Liku Lematang adalah kejadian kemarin malam (bus Sriwijaya)," ujar dia.

Dolly pun menjelaskan kondisi jalan sekitar Liku Lematang.

Ia menyebut Liku Lematang memiliki karakteristik jalan berada di tepi tebing.

"Di tepi tebing berjarak sekitar 3 meter kemudian disisi badan jalan cukup sempit dengan badan jalan," ujar Dolly.

Kemudian, Dolly menyampaikan kondisi jalan dilihat dari tebing memang curam baik turunan maupun tanjakan.

Lebih lanjut, ia memaparkan kondisi tikungan juga tajam.

"Kemudian juga, untuk tikungan sangat tajam hampir setengah lingkaran," ungkap Dolly.

Sehingga, dilihat kondisi jalan yang sedemikian diperlukan kendaraan yang juga mumpuni.

Tidak hanya kondisi bus yang diharuskan sehat.

Sopir pun dalam mengendarai diperlukan kehati-hatian.

Serta, Kapolres ini megatakan untuk sopir juga harus memiliki kemampuan mengendarai yang baik.

Sementara itu, saat disinggung mengenai rambu jalan yang ada di lokasi, Dolly menyebut sudah ada.

Namun, kondisi jalan yang berliku-liku dan tanjakan yang panjang.

"Karena itu perlu ditambah lagi (rambu-rambu) menurut penilaian kami," kata Dolly.

Ia menyampaikan pada saat ini di lokasi sudah ditambah himbauan bagi pengguna jalan.

"Mudah-mudahan sopir kalau melihat bisa untuk berhati-hati ketika masuk ke tikungan Liku Lematang," ujar Kapolres Pagaralam.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas