Untar Punya Program RPL, Jumlah SKS Dapat Dikonversi Hingga 50 Persen
Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan mengatakan RPL di Untar merupakan program unggulan dimana SKS dapat dikonversi hingga 50 persen
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Tarumanagara (Untar) menyiapkan sejumlah program unggulan menjelang tahun 2020.
Satu program unggulan mereka di antaranya program RPL atau rekognisi pembelajaran lampau.
Rektor Untar, Agustinus Purna Irawan mengatakan RPL di Untar merupakan program unggulan dimana satuan kredit semester (SKS) dapat dikonversi hingga 50 persen.
"Kami sudah menyiapkan program RPL bisa sampai 50 persen. Misalnya total SKS-nya 164, itu bisa jadi 72 SKS, bisa dikonversi," ujar Agustinus Purna Irawan dalam acara Media Gathering, Untar untuk Indonesia, Sabtu (21/12/2019).
Baca: Kunjungi Jakarta, Ini 10 Tempat Wisata yang Bisa untuk Liburan Akhir Tahun
Program RPL merupakan pengakuan terhadap capaian pembelajaran yang diperoleh dari pendidikan, baik formal maupun informal dan atau pengalaman kerja pada jenjang pendidikan tinggi.
Rektor Untar mengatakan program RPL mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran, tapi tidak meninggalkan kualitas.
"Kita sudah mengakui pengalaman kerja, pengalaman lapangan, pengalaman belajar masa lalu itu bisa di konversi menjadi mata kuliah tertentu. Berapa SKS, berapa yang bisa di konversi. Ini sudah kita jalankan," ujarnya.
Program RPL dapat dimulai dari level tiga kerangka kualifikasi nasional Indonesia atau KKNI (program D1) sampai dengan jenjang kualifikasi level 9 KKNI (Program Doktor).
Baca: 8 Tempat Wisata Gratis di Jakarta untuk Liburan Natal
"RPL ini mengacu kepada KKNI, kerangka komunikasi nasional Indonesia yang implementasinya kelihatanya tidak terlalu bagus dalam perjalanannya, padahal idenya bagus sekali," ujar Agustinus.
Untar menjadikan polemik tersebut sebagai peluang dengan cara mengkombinasikan KKNI dengan implementasi dalam proses pembelajaran.
Adapun program RPL ini termasuk program unggulan Untar.
"Apa yang bisa kita RPL-kan, saya melihat banyak tokoh sudah menggeluti profesinya sejak lama dan panjang. Saya yakin kemampuannya sudah hebat, kemampuan hebat ini belum ada yang mau mensertifikasi atau menilai dalam bentuk pengakuan, recognisi. Karena kalau kita ajarkan teori, toh tidak berguna juga, dia sudah praktek yang lebih advance. Maka RPL jadi sangat penting," katanya
.