Febri Diansyah Diberi Kunci Duplikat oleh Istri
Dari yang saya ketahui selama interaksi saya dengan KPK apakah ketika saya berada di luar KPK, dipencegahan, dibiro humas,
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Febri Diansyah tidak lagi bertugas sebagai juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), setelah tiga tahun profesi itu diemban.Febri kini hanya menjabat sebagai Kepala Biro Humas KPK.
Pimpinan KPK telah menunjuk dua orang pelaksana tugas juru bicara yakni Ipi Maryati Kuding dan Ali Fikri sebagai pengganti Febri. "Tugas saya selesai mulai hari Kamis," kata Febri kepada Tribun Network Jumat (27/12) malam.
Ada yang senang, saat pertama kali mendengar Febri tidak lagi menjabat sebagai juru bicara. Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, 8 Februari 1983 ini mengaku ditanya oleh anak-anaknya, ketika baru saja bangun dari tidurnya.
Baca: Firli Bahuri Tunjuk Ipi dan Ali Gantikan Febri Diansyah Jadi Juru Bicara KPK, Ini Alasan Ada 2 Jubir
"Dan tadi pagi saya bangun tidur anak-anak langsung bertanya gitu kan 'Bapak sudah tidak lagi sebagai juru bicara?'. Mereka tampaknya senang sekali. Langsung lompat dan teriak,' tutur Febri.
Selama menjadi juru bicara, ucap Febri, waktunya banyak tersita. Sampai ke rumah secepat-cepatnya sekira pukul 23.00. Bahkan istrinya, sudah 'mengikhlaskan'."Saya sudah diikhlaskan oleh istri. Salah satu bentuk keikhlasan istri saya sebagai juru bicara itu adalah dengan memberikan kunci duplikat ha-ha," kata Febri seraya tertawa.
Berikut wawancara eksklusif Tribun Network dengan Febri Diansyah:
Anda mundur sebagai juru bicara KPK? Bagaimana prosesnya?
Jadi sebenarnya yang saya sampaikan pada Kamis kemarin itu untuk meng-clearkan informasi yang berkembang karena ya tadi ada perbedaan persepsi. Yang saya sampaikan bahwa tugas saya sebagai juru bicara KPK itu selesai mulai hari itu, hari Kamis (kemarin de).
Sebenarnya menjadi juru bicara itu menurut aturan yang ada pada saat saya diangkat, aturannya Peraturan KPK Nomor 1 Tahun 2015. Salah satu tugas dari biro humas itu menjadi juru bicara KPK. Kemudian kami usulkan agar dibuat lebih terspesialisasi dan agar lebih efektif pelaksanaan tugasnya. Maka ada kepala biro humas dan ada juru bicara.
Ini sebenarnya usulan dari Biro Humas, termasuk saya sendiri pada 2017 dan 2018 sehingga lahirlah aturan yang memisahkan antara kepala biro humas dan juru bicara. Namun pimpinan saat itu masih menugaskan kepala biro humas agar juga menjadi juru bicara.
Sampai saya sampaikan bahwa tugas saya sebagai juru bicara sudah selesai. Dan tentu saya harus menghargai apa yang sudah menjadi sikap dan keputusan kolektif pimpinan yang menyampaikan kepada publik akan mencari dan mengisi posisi juru bicara tersebut.
Dan proses seleksi nanti akan berjalan tadi juga sudah diumumkan siapa yang akan melaksanakan tugas jadi Plt sampai nanti didapatkan juru bicara yang definitif. Sudah ada dua orang yang diperkenalkan. Yang satu concern diisu penindakan yang satu concern diisu pencegahan.
Memang ada isu kelembagaan dan juga tugas-tugas lain yang akan dijelaskan oleh dua orang Plt juru bicara. Nanti mereka akan bicara berdua untuk pembagian tugasnya dan ada tim juga.
Juru bicara ini kan organ pelaksana pimpinan sebenarnya. Salah satu organ yang memberikan support ke pimpinan dari aspek komunikasi ke publik, tanggung jawab KPK menyampaikan ke publik salurannya itu adalah juru bicara.
Jadi nanti juru bicara yang akan membahas itu kalau dari koordinasi yang saya dengar dan disampaikan. Nanti soal kelembagaan akan disampaikan oleh salah satu juru bicara tersebut.
Intinya agar teman-teman wartawan lebih enak kerjanya, tahu siapa yang ditanya, dan interaksinya bisa lebih maksimal.
Selama kurang lebih tiga tahun menjadi juru bicara, apa suka dukanya? Merasa beratkah melepas jabatan tersebut?
Semuanya suka kok. Biar juru bicara baru lebih bersemangat he-he.Yang duka-duka tidak usah disebutin. Masa baru hari pertama (jadi juru bicara) dikasih tahu dukanya. Tidak lah semuanya kan proses kerja. Kalau yang paling saya rasakan lebih ke soal waktu.Terutama waktu bersama keluarga. Mungkin itu saja yang agak signifikan.
Baca: Firli Bahuri Tunjuk Ipi dan Ali Gantikan Febri Diansyah Jadi Juru Bicara KPK, Ini Alasan Ada 2 Jubir
Saat menjadi juru bicara bagaimana Anda membagi waktu bersama keluarga?
Semua rencana gagal begitu ya ha-ha. Semua rencana membagi waktu gagal. Hari ini ingin bersama keluarga, tahu-tahu tidak jadi. Mungkin karena kebetulan intensitas di KPK sangat padat ya. 2017, 2018, 2019 itu sangat padat. Salah satunya kegiatan operasi tangkap tangan.
Pencegahan juga tim koordinator wilayah kan turun ke sejumlah wilayah dan KPK juga diserang berbagai isu hoaks ya terutama di 2019, dan bebepa isu kelembagaan.Bagi saya semuanya tugas di manapun itu mau dipencegahan, dihumas, atau sebagai juru bicara pasti ada sulitnya ada mudahnya.
Saya kira kalau bicara suka duka paling concern-nya soal waktu saja. Dan tadi pagi saya bangun tidur anak-anak langsung bertanya gitu kan "Bapak sudah tidak lagi sebagai juru bicara?"
Mereka senang sekali. Langsung lompat dan teriak seperti itu saya agak telat merespon itu karena saya berpikir ternyata memang waktu saya dengan mereka mungkin agak jarang ya selama ini.
Baca: KPK Tunjuk Pengganti Febri Diansyah Sebagai Juru Bicara
Dan mungkin saya tidak bisa membagi waktu atau mungkin saja memang pekerjaan menuntut perhatian yang lebih karena interaksi bersama teman-teman media baik yang di Jakarta, baik di daerah, isu kan bisa berkembang 24 jam.
Setelah tidak lagi menjadi juru bicara, langsung diminta liburan sama anak-anak?
Belum, mereka memang sedang liburan sih. Minimal main ludo dan main monopoli bersama bisa lebih lama.
Pernahkah momen bersama keluarga batal karena pekerjaan?
Ada rencana acara keluarga kami mau pergi untuk bertemu keluarga besar yang akhirnya saya tidak bisa hadir ke sana. Acaranya tidak dibatalkan, tapi saya tidak bisa hadir ke sana karena harus ke kantor.
Dan saya kira bukan hanya saya sebagai juru bicara, ada tim juga yang saat itu meninggalkan keluarganya. Tim pemberitaan di biro humas, dan kami pikir itu belum seberapa dibandingkan dengan tim yang melakukan operasi berhari-hari harus meninggalkan keluarga.
Bahkan mungkin menjadi orang lain untuk operasinya bisa berhasil seperti itu. Jadi bagi kami itu bisa dikontribusikan untuk KPK.
Keluarga pernah minta untuk tidak lagi di KPK?
Saya sudah diikhlaskan oleh istri. Salah satu bentuk keikhlasan istri saya sebagai juru bicara itu adalah dengan memberikan kunci duplikat ha-ha. Jadi kalau bagi Anda para suami kalau suatu hari Anda diberikan kunci duplikat mungkin Anda harus berterimakasih karena istrinya ikhlas ha-ha. Karena waktu pulang kantor pasti berbeda.
Teman-teman media misalnya di sini, disuruh prime time-nya kan jam 17.00 ada, jam 19.00 ada, jam 20.00 ada, apalagi kalau ada operasi tangkap tangan atau penggeledahan di daerah, sering sekali update informasi itu diberikan setelah jam 12 malam di kantor KPK. Itu sering terjadi kemarin.
Dan tidak mungkin juga saya tinggalkan kantor kalau kondisi masih seperti itu.
Sementara informasi terlalu awal juga justru beresiko bagi tim di lapangan. Jadi mencari timing itu yang saya kira menjadi tantangan sebagai juru bicara.
Baca: Gantikan Febri Diansyah Cari Plt Jubir KPK, Firli Bahuri: Sabar, 1.641 PegawaiTak Ada yang Kompeten?
Apa yang perlu 'dijaga' sebagai juru bicara KPK?
Yang perlu dijaga dan yang paling penting dijaga adalah baterai handphone harus tetap penuh. Karena pasti ditanya oleh teman-teman media terus kan. Dulu saya pernah..dan juga paket data. Saya dulu pernah, saya tidak tahu kenapa kok tiba-tiba sepi (handphone) dan ternyata paket datanya habis.
Kalau soal teknis dan lain-lain semua orang pasti bisa belajar cepat, apalagi tadi saya lihat Plt. juru bicara penindakan kan Ali Fikri, dia sebenarnya sudah sangat akrab dengan penangan perkara di KPK. Karena dia adalah jaksa penuntut umum. Tinggal mungkin bahasa didakwaan, dituntutan, disidang, tentu berbeda dengan bahasa dipublik.
Bagaimana semudah mungkin mencapaikannya, itu menjadi tantangan. Saya dulu juga belajar dari mas Johan (Budi) bagaimana menjelaskan itu dengan gampang.
Selama jadi juru bicara dalam sehari bisa menerima berapa pesan atau panggilan telepon?
Kalau saya lebih teks ya, kecuali untuk teman-teman TV. Kalau TV dan radio memang setiap hari saya sediakan waktu untuk doorstop di depan, agar teman-teman TV yang butuh visual. Kadang teman-teman online yang tek-tokan juga karena bisa lebih hidup mungkin beritanya. Itu saya upayakan setiap hari. Kalau pesan yang masuk ke aplikasi WhatsApp tidak banyak.
Paling sehari kerja sekitar 200-300an ha-ha. Tapi 200-300 itu kan beberapa pertanyaan sama. Misalnya isu yang berkembang hari ini adalah seperti yang diumumkan oleh Mabes Polri adalah soal pelaku yang menyerang Novel (Baswedan).
Baca: Sepekan Pasca-KPK di Bawah Pimpinan Baru, Febri Diansyah Tak Jadi Jubir hingga Status Firli Disorot
Banyak pesan yang masuk kurang lebih pertanyaan sama, sehingga saya tinggal kirimkan. Kecuali..karena tidak semua media mau yang standar kan, kadang-kadang ada pendalaman. Biasanya yang butuh tulisan lebih dalam, itu datang ke KPK dan diskusi atau ngobrol di perpustakaan. Itu yang sering kadang-kadang lupa waktu sampai jam 01.00 - jam 02.00.
Kadang tidak semua interaksi untuk ditulis. Ada juga interaksi yang membangun kesepahaman kita soal isu anti korupsi. Dan itu penting dilakukan oleh seorang juru bicara.
Pesan masuk selalu dibalas semua?
Itu yang kemarin saya sampaikan permohonan maaf juga karena tidak mungkin semuanya dibalas. Tapi untuk pesan-pesan yang prinsip, isu-isu yang krusial kan ada grup WhatsApp dan saya selalu persilakan untuk diteruskan ke yang lain. Semoga itu bisa jauh mempermudah.
Selama menjadi juru bicara berapa lama jam kerja rata-rata?
Saya bisa jalan ke kantor itu tidak harus pagi begitu. Seperti jam 07.00 atau jam 08.00. Tapi sebenarnya pekerjaan sudah dimulai sejak bangun tidur. Itu membalas WhatsApp.
Jadi saya punya satu kursi di rumah, di teras, dan ada satu meja ditaruh kopi, handphone ada colokan di sana.Itu pekerjaan pagi. Setelah antar anak ke sekolah.
Saya upayakan antar anak. Kalau pulang terlalu larut, bukan terlalu malam ya terlalu pagi begitu ya jam 01.00 atau jam 02.00 kadang-kadang tidak sanggup juga mengantar pagi. Kalau malam dalam jam normal itu saya bisa pulang cepat itu jam 23.00 atau jam 23.30.Kalau ada kegiatan atau yang lain itu pasti lewat dari jam 12 malam.
Tapi akhir-akhir ini justru bisa pulang lebih cepat. Kemarin saya pulang cepat karena sudah bukan juru bicara lagi ha-ha.
Jam Novel Baswedan di depan pintu lobi KPK sudah tidak terpajang, apakah itu respon KPK atas penangkapan pelaku penyerang?
Nah ini termasuk pertanyaan yang lebih tepat direspon oleh juru bicara. Kan juru bicara sudah ditunjuk, tapi prinsip dasarnya kami semua pegawai di KPK melihat penyerangan Novel itu sebagai serangan terhadap kami sebenarnya. Dan pegawai KPK yang diserang bukan hanya Novel.
Jadi rasanya boleh lah sebagai pegawai KPK kami juga bersyukur begitu ketika pelaku penyerangan ditemukan. Meskipun nanti kita tunggu perkembangannya, faktanya bagaimana, harapannya ya seterang-teranganya.
Baca: Tanggapi Mundurnya Febri, Ini Komentar Ketua KPK Firli Bahuri Soal Pengganti Jubir KPK
Apa harapan Anda untuk juru bicara KPK yang baru?
Ada satu hal prinsip kenapa sebuah lembaga itu perlu juru bicara. Juru bicara itu saluran dari KPK untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan itu yang paling penting. KPK ini harus bertanggungjawab kepada publik. Salah satu cara pertanggungjawaban kepada publik adalah menyampaikan apa yang dikerjakan oleh KPK.
Bukan hanya menyampaikan tetapi juga memahami respon balik dari komunikasi itu.
Sehingga proses komunikasi KPK dan publik itu bisa dua arah.
Dari yang saya ketahui selama interaksi saya dengan KPK apakah ketika saya berada di luar KPK, dipencegahan, dibiro humas, dan sebagai juru bicara, yang saya ketahui rasa kepemilikan publik terhadap KPK itu pertama karena KPK terbuka mau berbagi dan informasi yang disampaikan adalah informasi yang benar.
Sekali publik dibohongi susah untuk membangun kepercayaan. Tapi saya percaya dua orang yang ditugaskan akan bisa melakukan tugasnya dengan baik. Apalagi sekarang sudah ada yang spesialisasi.Ada yang pencegahan, biar nanti diolah sedemikian rupa isu-isu pencegahan agar lebih enak dikunyah.
Kasus yang paling membekas selama Anda menjabat sebagai juru bicara KPK?
Kasus BLBI. Kasus BLBI ini memiliki kompleksitas substansi. Saya tidak mungkin bisa menjelaskan ke publik kalau saya sendiri tidak paham. Jadi saya belajar lagi teknis-teknisnya.
Saya diskusi dengan teman-teman yang menangani, kalau disidang kan jaksa penuntut umum, baru kemudian saya jelaskan ke teman-teman media secara terbatas dulu yang mau diskusi. Sebelum disampaikan untuk bisa dikutip. Jadi seluruh tahapan untuk menjelaskan itu dilalui dalam kasus ini.
Kalau kasus lain mungkin cukup dengan menjelaskan ini perkembangannya dan langsung bisa dikutip. Kalau ini proses untuk menjelaskan dan belajarnya butuh beberapa tahap yang dilakukan. Dan sampai sekarang belum selesai kasusnya.