Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dihadang Kelompok Bersenjata Papua Saat Ambil Logistik, 1 Prajurit TNI Tewas

Akibatnya 1 prajurit yang bertugas sebagai anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST, gugur dalam insiden itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Dihadang Kelompok Bersenjata Papua Saat Ambil Logistik, 1 Prajurit TNI Tewas
Puspen TNI/Puspen TNI
Satgas Yonif 755/Yalet/20/3 Kostrad natal bersama masyarakat Opitawak dengan membakar batu bersama Distrik Tembagapura, Kab. Mimika, Papua, Sabtu, (28 Desember 2019). Perayaan Natal tahun 2019 di Kampung Opitawak memberi kehangatan yang selalu terjalin ini merupakan wujud kepercayaan dan kerja sama yang baik antara masyarakat dengan anggota TNI yang selalu hadir di tengah masyarakat dan selalu memberikan rasa aman kepada masyarakat. (Puspen TNI) 

Laporan Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Kelompok bersenjata Papua menghadang prajurit TNI yang sedang dalam perjalanan mengambil logistik di sekitar 5 KM dari Pos Kali Asin tepatnya di jembatan kayu Kabupaten Keerom Papua, Senin (30/12/2019).

Akibatnya 1 prajurit yang bertugas  sebagai anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST, gugur dalam insiden itu.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Kolonel CPL Eko Daryanto mengatakan, prajurit dihadang Kelompok Separatis Bersenjata saat sedang melakukan perjalanan untuk mengambil persediaan Bahan Makanan (logistik).

“Telah terjadi penghadangan oleh KSB dan kontak tembak antara Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST dengan Kelompok KSB di Jembatan Kayu,” ujarnya.

Adapun kronologis singkat kejadian, bermula ketika 10 orang anggota Satgas Pamtas RI-PNG Pos Bewan Baru yang dipimpin oleh Serda Miftachur Rohmat berangkat dari pos Bewan Baru Menuju Pos Kaliasin untuk mengambil logistik.

“Sekitar 5 KM dari pos tepatnya di jembatan kayu, anggota Satgas Pamtas tiba-tiba mendapat gangguan tembakan (penghadangan) yang dilakukan oleh sekitar 20 orang yang diduga dari KSB pimpinan Jefrizon Pagawak dengan menggunakan senjata api laras panjang,” ujarnya.

Berita Rekomendasi

Menyikapi hal tersebut, anggota Satgas Pamtas RI-PNG dengan sigap berpencar untuk mencari tempat perlindungan dan membalas tembakan ke kelompok tersebut.

“Sekitar 15 menit membalas tembakan, anggota Satgas berhasil memukul mundur kelompok tersebut,”terangnya.

Setelah kontak tembak berhenti, anggota Satgas melakukan pengecekan, dan di dapatkan 2 orang personil terkena tembakan.

“Satu personil atas nama Serda Miftachur Rohmat terkena luka tembak pada bahu kiri depan dan dinyatakan Meninggal Dunia. Dan 1 orang personil atas nama Prada Juwandhy Ramadhan terkena luka tembak (rekoset) pada pelipis kanan dan pinggang kiri dan dinyatakan selamat,” urai Kapendam.

Melihat 2 orang rekan mereka terkena tembakan, anggota Satgas yang lain dengan cepat membawa korban ke pos Bewan Baru untuk menunggu evakuasi dan selanjutnya untuk Prada Juwandhy Ramadhan mendapat penanganan medis oleh Bakes Pos Bewan Baru.

“Menerima laporan tentang kejadian, Kodam langsung berupaya mengevakuasi ke 2 korban tersebut dengan menggunakan Helly untuk mendapatkan penanganan lanjutan di RS Marthin Indey,” papar Kapendam.

Baca: OPM Bertanggung Jawab Atas Insiden Penembakan Hingga 2 Anggota TNI Gugur di Intan Jaya

Selanjutnya Kodam XVII/Cenderawasih dengan tegas langsung memerintahkan anggota Pos yang lain yang berada disekitar Pos Bewan Baru untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut dan menutup akses-akses pelarian yang mungkin akan digunakan oleh kelompok tersebut ke Negara Tetangga PNG.

“Serta langsung melakukan koordinasi dengan Konsulat RI yang ada di PNG guna langkah diplomatik untuk penanganan kasus tersebut, demikian juga untuk Pos-Pos Pamtas sepanjang RI-PNG agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan guna antisipasi aksi-aksi lanjutan dari KSB," tandas Kapendam.

Sebelumnya OPM melalui Juru Bicaranya Sebby Sambon mengeluarkan penyataan sikap.

Sikap dan pernyataan TPNPB-OPM atas Provokasi Hendro Priyono tentang OPM harus dimasukan ke daftar organisasi teroris.

“Jika Indonesia bawa TPNPB Dan OPM ke Dewan Keamanan PBB dengan tuduhan Teroris, maka kami TPNPB Dan OPM sangat Siap.

Artinya bawah ke Dewan Keamanan PBB, Kita bilang kepada Indonesia bahwa OPM dengan sayap militernya yaitu TPNPB siap kalau indinesia mau bawah ke Dewan Keamanan PBB, sehingga semua yang terjadi perang bicarakan tempat yang tepat di PBB,”ujar Sebby melalui pesan elektroniknya dari Papua Nugini Senin (30/12/2019).

OPM siap buktikan siapa yang benar2 kelompok terrorist, apakah negara Indonesia yang jadi negara terrorist atau OPM dan TPNPB.

“OPM TPNPB 24 jam siap, jika Indonesia berani mau bawah ke PBB. Karena Memang negara yang bermartabat harus menggunakan semua mekanisme PBB untuk selesaikan semua tuduhan2 itu,” tegasnya.

PBB juga ketahui bahwa OPM dengan sayap militernya yaitu TPNPB berjuang untuk hak politik penentuan nasib sendiri, seluruh dunia tahu bahwa TPNPB Dan OPM bukan organization teroris, melainkan organisasi yang berjuang untuk hak kemerdekaan bangsa Papua.

Demikian pernyataan singkat TPNPB Dan OPM atas pernyataan Hendro Priyono yang kontra opinion, terima kasih atas kerja sama yang baik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas