Feri Amsari Sebut OTT Komisioner KPU Akan Berdampak Pada Marwah KPU
Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari menilai Komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang terjerat OTT KPK ini akan berdampak pada marwah KPU
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Pusako Universitas Andalas, Feri Amsari turut menanggapi terkait Komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang terjerat OTT KPK.
Menurut Feri adanya dugaan praktek suap yang terjadi antara Komisioner KPU dengan satu diantara kader politik ini akan berdampak pada marwah KPU.
Pernyataan ini ia ungkapkan dalam 'Sapa Indonesia Malam' yang dilansir dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (10/1/2020).
Sebelumnya Feri menyampaikan dirinya sangat kecewa dan terkejut dengan adanya Komisioner KPU yang terjerat OTT ini.
"Kabar baik untuk personal, tapi hati berduka sebenarnya," kata Feri.
"Untuk demokrasi ini (OTT Komisioner KPU) mengejutkan," imbuhnya.
Feri juga menilai kasus ini menunjukkan bahwa antara penyelenggara pemilu dan peserta pemilu mencoba membangun ruang untuk merekayasa hasil Pemilu.
"Kalau memang benar bahwa ini motifnya untuk menggantikan seorang anggota DPR melalui jalur PAW, tentunya ini model lain untuk seseorang bisa mengendalikan suara publik untuk masuk ke parlemen," tegasnya.
Sehingga ia menilai hal ini akan sangat berdampak pada marwah KPU.
Dimana Komisioner KPU yang seharusnya dapat menjaga integritas, indepedensi dan profesionalitasnya malah terjerat praktek suap dengan peserta Pemilu.
Tak hanya marwah KPU, dugaan kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan ini juga berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi.
Mengingat KPU selama ini dianggap sebagai satu diantara lembaga yang paling penting dalam penyelenggaraan pemilu.
"Dampaknya tentu akan kepada marwah institusi KPU, dan kepada hasil proses demokrasi yang melalui proses Pemilu," ujar Feri.
"Mau tidak mau publik akan berupaya mengaitkan relasi proses penangkapan ini dengan apa yang sudah dilakukan dengan KPU," imbuhnya.