Setelah Kunjungan Jokowi, Kapal China Tinggalkan Natuna
Mayjen TNI Sisriadi memastikan tidak ada kapal nelayan China melakukan illegal fishing di ZEE Indonesia setelah Presiden Jokowi berkunjung ke Natuna.
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Sri Juliati
Jokowi dan rombongan setibanya di Natuna, diagendakan untuk menuju Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, Kabupaten Natuna.
Di tempat tersebut, selain meninjau jajar kapal, Jokowi juga direncanakan bertemu dengan ratusan nelayan.
Agenda lain, Jokowi ialah menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat di Kantor Bupati Natuna.
Jokowi kembali menegaskan perairan Natuna merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kedaulatan itu tidak bisa ditawar-tawar. Tidak bisa ditawar-tawar," ujar Jokowi.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (8/1/2020).
Jokowi menerangkan, Natuna bagian dari wilayah teritorial Indonesia baik secara de facto dan de jure.
Di wilayah Natuna terdapat 81 ribu penduduk.
"Yang kedua perlu saya sampaikan, ini saya ulang, karena 2016 saya sudah sampaikan bahwa Natuna teritorial Indonesia."
"KIta punya kabupaten di sini, ada bupatinya, ada gubernurnya."
"Penduduk kita di sini ada 81 ribu," terang Presiden Jokowi.
Jokowi kembali menegaskan soal status Natuna yang merupakan bagian dari NKRI.
"Jadi tidak ada yang diperdebatkan lagi. De facto de Jure, Natuna adalah Indonesia," tegasnya.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)