Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diminta Keluar dari Perairan Natuna oleh Kapal TNI AL Indonesia, Kapal China: Jangan Intervensi Kami

Kapal-kapal ikan China masih nekat berkeliaran di Natuna. Kapal-kapal China itu dikawal oleh kapal penjaga pantai atau coast guard China.

Penulis: Daryono
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Diminta Keluar dari Perairan Natuna oleh Kapal TNI AL Indonesia, Kapal China: Jangan Intervensi Kami
Tangkap layar YouTubeKompasTV
Kapal penjaga pantai (coast guard) China diperingatkan oleh TNI AL. Kapal itu justru merasa tak bersalah dan minta tidak diintervensi 

Cara itu dilakukan untuk menggangu kapal-kapal ikan China yang menangkap ikan.

"Kapal ikan (China) yang sekarang ini sedang menyebar jaring atau menarik trol supaya terganggu operasional. Ya tiga tiganya (kapal TNI AL Indonesia) saya suruh masuk di dalam konvoi. Ya silahkan di ganggu biar mereka terganggu operasionalnya. Biar segera pergi."

"Ya tingkatanntya mereka tidak mengusir kita justru memberikan penekanan kepada kita supaya menjaga keselamatan navigasi karena kapal kapal ikannya lagi memasang jaring. Justru saya tekankan pada para komandan untuk masuk saja untuk ganggu kapal ikannya tersebut," kata Panglima Komanda Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksanama Madya Yudho Margono masih dikutip dari YouTube KompasTV. 

Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing,  Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020).  Dengan menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan  Hasanuddin Makassar, Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020). (TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI)

Menurut Yudho, fokus kapal TNI AL adalah mengusir kapal-kapal ikan China karena mereka melakukan penangkapan ikan secara ilegal. 

Untuk kapal Coast Guard China, Yudho tidak mempersoalkan.

"Nggak usah ngurusi coast guard-nya tapi ganggu kapal ikan karena operasi ini yang ilegal adalah kapal ikannya, yang melakukan penangkapam ikan di ZEE tanpa izin sehingga ilegal. Masalah coast guard abaikan, yang penting kita mengusir kapal ikannya.  Kalau perlu menangkap kapal ikannya kalau masih ngotot melakukan penangkapan ikan secara ilegal di ZEE indonesia," ujar dia. 

Melalui cara itu, Yudho berharap akan ada perkembangan dalam beberapa hari ke depan. 

Berita Rekomendasi

Diberitakan sebelumnya, kapal-kapal ikan China diketahui masih menyambangi perairan Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (11/1/2020).

Kapal-kapal itu bahkan masih menyebar jalan untuk menangkap ikan.

Atas adanya kapal-kapal China itu, tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) melakukan pengusiran.

Tiga KRI tersebut KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359, KRI Jhon Lie 358.

Dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI yang diunggah di akun instagram Puspen TNI, @puspentni, Sabtu (11/1/2020), Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono telah memerintahkan kepada Komandan KRI untuk masuk di sela-sela konvoi kapal-kapal ikan Tiongkok dan menggangu kapal tersebut yang sedang menebar jaring.

Selain mengusir kapal-kapal asing tersebut, Komandan KRI juga memberikan pengertian kepada awak kapal asing yang mengetahui aturan harus memahami situasi tersebut.

"Jangan sampai hubungan pemerintah Indonesia-Tiongkok yang sudah terjalin dengan baik, terganggu dengan adanya kegiatan ilegal yang dilakukan oleh para nelayan Tiongkok," katanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas