PKS Kritik Prabowo yang Sering Lakukan Kunjungan Luar Negeri, Sohibul Iman : Pejabat Harus Dikritik
Presiden PKS, Sohibul Iman mengatakan jika pebajat harus mau dikritik dan mengingatkan jika dulu partai Gerindra sering mengkritik ketika jadi oposisi
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman menegaskan jika kritikan yang diberikan oleh partai PKS selaku oposisi pemerintah Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Menurutnya seorang pejabat harus bisa menerima segala macam kritkan dan masukan.
"Ya seorang pejabat itu adalah untuk satu sisi diikuti kebijkanya jika baik dan satu sisi dikritik kalau kebijakannya tidak baik. Jadi biasa-biasa saja . Jangan ada tuduhan mendown grade," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Rabu (22/1/2020).
Ia juga mengingatkan jika dulu ketika partai Gerindra di luar pemerintahan sering melakukan kritik dan berharap sekarang ketika berada di dalam pemerintahan tidak anti kritik.
"Ketika mereka diluar sering mengkrtik, kok sekarang ketika di dalam balik dikritik jadi tipis telinga," ungkapnya.
Sohibul Iman yakin jika Prbowo Subianto tidak anti kritik, ia hanya kecewa dengan juru bicaranya.
"Macam-macam saya yakin pak Prabowo tidak demikian, juru bicaranya saja. Saya bicara dengan pak Prabowo tidak ada masalah, beliau silahkan," imbuh pria kelahiran Tasikmalaya ini.
Sebelumnya dikutip dari Kompas.com, Prabowo Subianto merespons kritik Partai Keadilan Sejahtera soal lawatannya ke sejumlah negara sejak dilantik pada Oktober 2019.
Prabowo menyatakan, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara, utamanya dalam hal alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Dia menyebutkan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan.
Menurut Prabowo, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.
"Kita juga harus minta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," ucapnya.
Adapun Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, sebelumnya mengatakan, lawatan Prabowo ke tujuh negara sebagai bentuk perhatian khusus terhadap modernisasi alutsista TNI.
"Beliau akan fokus enam bulan ini pada alutsista dan istilahnya ini komponen utama, perhatian khusus beliau terhadap TNI," ujar Dahnil di Kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (16/1/2020).
Dahnil kemudian menegaskan bahwa kepergian Prabowo ke berbagai negara merupakan bagian dari diplomasi pertahanan.
Bahkan, konsentrasi Prabowo itu membuatnya kerap tak menghadiri undangan seremonial.
"Enam bulan ini Pak Prabowo fokus dengan alutsista, makanya banyak undangan macam-macam masuk ke Pak Prabowo untuk hadir ke acara-acara seremonial itu jarang dihadiri," ucap dia.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay) (Kompas.com/Tsarina Maharani)