Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sayangkan Ridwan Kamil Tak Tahu Sejarah Sunda Empire, Rangga: Jangan Jadi Gubernur Kalau Tidak Tahu!

Petinggi Sunda Empire Earth Empire, Ki Ageng Rangga Sasana menyayangkan Gubernur Jawaa Barat, Ridwan Kamil tidak mengetahui sejarah Sunda Empire.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Sayangkan Ridwan Kamil Tak Tahu Sejarah Sunda Empire, Rangga: Jangan Jadi Gubernur Kalau Tidak Tahu!
Kompas.com/Wisnubrata/Yustinus Wijaya Kusuma
Ki Agung Rangga Sasana dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil 

TRIBUNNEWS.COM - Petinggi Sunda Empire Earth Empire, Ki Ageng Rangga Sasana menyayangkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tidak mengetahui sejarah Sunda Empire.

Awalnya ia menegaskan bahwa Sunda Empire tidak boleh disamakan dengan kerajaan fiktif bernama Kraton Agung Sejagat.

"Sunda Empire jangan disamakan apa yang dilakukan saudara Toto Santos," kata Rangga Sasana, dilansir acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di Studio TVOne, Selasa (21/1/2020).

Saat disinggung keanggotaan Toto Santoso yang dikabarkan pernah menjadi bagian dari Sunda Empire, Rangga pun buka suara.

"Siapa pun boleh di Sunda Empire," ungkapnya.

Namun, ia menegaskan anggota Sunda Empire tersebut tidak lah dengan merekrut orang seperti pada kasus Kraton Agung Sejagad tersebut.

"Anggotanya seluruh negara-negara dan pemerintahan seluruh dunia, bukan manusia! Adapun pejabatnya dalam artian yang bekerja ada di sana," jelas Rangga.

BERITA REKOMENDASI

Kemudian, ia menyinggung persoalan sejarah mengenai sebuah gedung Isola yang kini berada di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandun, Jawa Barat.

Gedung tersebut diketahui pernah digunakan kelompok Sunda Empire dalam melangsungkan beberapa kegiatan.

"Jadi Isola itu adalah terbentuknya atas NATO di situ. NATO itu ABCD. Perlu Paham itu. NATO dibangun oleh PBB," katanya.

Ia menambahkan saat itu tidak ada pemerintahan yang boleh membangun pasukan atau polisi tanpa izin dai kekaisaran Sunda Empire.

Sementara ditanya soal terbentuknya NATO, Rangga menyampaikan NATO dibentuk setelah Perang Dunia II.


Hal itu atas dasar tatanan ABCD, yakni A (American), B (British), C (Canada), dan D (Diplomatic International yaitu Bandung).

"Corps Diplomatic International. Jamannya itu dari dulu. Makanya itu Banda-Indung, Bandanya Ibu. Itu harus kita buka itu Bandung," teganya.

Saat menjelaskan mengenai sejarah Sunda Empire, pembahasannya pun sempat melebar hingga mengaitkan dengan kelahiran organisasi PBB dan badan kemiliteran Amerika Pentagon.

Ia pun mengklaim bahwa PBB dan Pentagon tersebut lahir di wilayahnya Sunda Atlantik yakni Bandung.

Rangga juga sempat menyayangkan bahwa sejarah Indonesia Indonesia dinilai telah diplesetkan sejak era Presiden Soekarno.

Ketika menjelaskan sejarah menurut versinya itu, Rangga kembali menyinggung peran Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang pernah menyindir dan menyebutnya sebagai kawanan orang stres.

"Kalau gubernur tidak tahu cerita Sunda Empire Bandung, jangan jadi gubernur," kata Rangga.

Tak hanya itu, ia juga menyindir para sejarawan juga budayawan yang tidak mengetahui tentang sejarah Sunda Empire.

"Kalau sejarawan tidak tahu atau budayawan Sunda tidak tahu Sunda Empire itu harus belajar lagi,"

Rangga menjelaskan bahwa Sunda Empire tersebut berada pada tatanan enam wilayah.

Lebih lanjut, menurut Rangga Sunda Atlantik di Bandung sebagai daerah atlantik tertinggi.

Oleh karena itu, ia tegaskan sesuatu yang dilantik harus dilakukan di Bandung.

Ia pun mencoba memberikan bukti sejarah dari pengetahuannya tersebut.

"Kenapa Bung Karno menggunakan pengesahaan tatanan penyerahan tanah kepada Rusia saat itu ke Asia-Afrika? Supaya sah mendapatkannya tatanannya"

"Kepana itu Inggris menggunakan pengesahan atas kerajaannya di Bandung? Dengan membawa Andalas kerajaan Jogja dan atas state di sana? Ya di Bandung," tegasnya.

Bahkan menurutnya, pelantikan TNI dan Polri jika tidak dilakukan di Sunda Atlantik, maka tidak lah sah.

"Atlantik, di lantik," kata Rangga.

Sebab, menurutnya dasar hukum berdirinya negara harus ada TNI dan Polisi di samping sosok yang memimpin dan dipimpin, serta pengakuan internasional.

Kisah sejarah yang diungkap Rangga juga dikatakan bahwa TNI terbentuk atas izin dari KNIL (singkatan bahasa Belanda: Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger).

"TNI itu lahir dari KNIL. TNI itu mendapat pengesahan dari KNIL," katanya dengan lantang.

Gubernur Jawa Barat Sebut Sunda Empire Kelompok Orang Stres

Diketahui, Sunda Empire Earth Empire yang berada di Bandung tersebut telah memiliki banyak pengikut.

Gubernur Jawa Barat menyebutkan salah satu faktor yang membuat beberapa orang mempercayai kelompok Sunda Empire tak lain adalah masalah ekonomi.

"Kenapa orang mudah percaya kepada hal-hal yang bombastis, hal-hal di luar nalar melebihi hal-hal yang normal seperti kita sehari-hari kan?"

"Oh, namanya orang stres karena masalah ekonomi. Berarti PR buat pemerintah. Kita harus memproduktivitaskan kegiatan ekonomi, supaya orang sibuk dengan hal-hal yang sifatnya produktif buat keluarganya," ungkap Ridwan Kamil, dilansir KompasTV.

Menurut Ridwan Kamil, hal ini dapat menjadi masukan kepada para pemimpin.

"Bahwa ada anomali-anomali sosial yang harus kita beri perhatian agar jangan berkembang biak. Nanti diikuti oleh banyak, sehingga akhirnya kita hidup dengan masyarakat yang seluruhnya besar tapi sebenarnya tidak produktif dan sibuk dengan simbol-simbol yang sebenarnya ilusi,"

Sementara itu, ia mengungkap kemunculan Sunda Empire yang baru ramai diketahui masyarakat ini merupakan sebuah hiburan saja.

"Kita kan ketawa aja pas mendengar bisa menghentikan nuklir, bisa punya senjata segala rupa, ornag yang berakal sehat mengatakan ya cuma ilusi, ya kita senyum aja," kata Ridwan Kamil.

Diketahui selain Sunda Empire di Bandung, terdapat pula penemuan Kerajaan Agung Sejagad di Purworejo, dan Kesultanan Selaco di Tasikmalaya.

Dari fenomena munculnya beberapa kerajaan baru ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan hal-hal yang sifatnya masih diragukan.

Ridwan Kamil member saran agar masyarakat berkumpul dengan komunitas yang jelas tujuannya, ada manfaatnya, sehingga memberikan eksistensinya dengan sesuatu yang konkrit hasilnya.

"Misalkan komunitas apapun namanya, tapi ada isunya lingkungan, jelas hasilnya yaitu penghijauan, atau pemberdayaan ekonomi atau budaya," katanya.

Ia menambahkan agar masyarakat tidak mudah terbawa dalam keadaan yang sifatnya heroik dan bombastis yang jauh dari akal sehat.

"Tugas saya adalah merenungkan ini bersama tim, jangan-jangan motifnya tadi, hanya ingin eksis dengan seragam kemiliteran-kemiliteran seperti itu,"

"Sehingga seolah-olah kalau pakai baju militer terus beli ada bintang tiga, seolah-olah dia merasa menjadi Letnan Jendral, padahal kan gadungan,"

Oleh karena itu, hal-hal ilusi perlu segera dihilangkan dari masyarakat.

Hal ini terkait Indonesia akan menjadi negara hebat di tahun 2045 seperti visi presiden.

"Generasi kita 70 persen usia kerja, usia produktif. Kita harus geser energi kita kepada produksi kita berinovasi, ketimbang eksistensinya itu dengan halusinasi," pungkas Ridwan Kamill.

(Tribunnews.com / Nidaul 'Urwatul Wutsqa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas