Cegah Virus Corona, Kemenkes Imbau Masyarakat Untuk Tidak Mendekati Tempat Penyakit
Sampai saat ini memang belum ada larangan penerbangan ke Cina ataupun penerbangan dari Cina masuk ke Indonesia terkecuali dari dan ke kota Wuhan.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sampai saat ini memang belum ada larangan penerbangan ke Cina ataupun penerbangan dari Cina masuk ke Indonesia terkecuali dari dan ke kota Wuhan.
Namun, Kementerian Kesehatan menyarankan untuk menghindari lebih dahulu kawasan Cina agar tidak tertular virus corona.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihartono menyebutkan virus corona bisa dicegah asal tidak didekati.
Baca: Pemerintah Beijing Minta Warga Tak Bersalaman untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
“Tidak ada travel banned dan travel warning tapi travel advisories supaya kalau enggak sakit ya jangan dekat-dekat tempat penyakit. Sebanyak apapun kalau gak ketemu kita gak bakal sakit,” kata Anung di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020).
Anung pun mengingatkan sampai saat ini belum ada kepastian bagaimana cara penularan virus corona.
Sehingga, cara yang paling tepat saat ini adalah menghindari virus tersebut dengan tidak mengunjungi pusat virus.
Baca: Virus Corona, Korban Meninggal di China Tembus 80 Orang dan 2.300 Orang Terinfeksi
“Penularannya belum diketahui, bisa diduga kalau kontak langsung, udara, ya kalau yang batuk bisa pakai masker kalau deket orang batuk kita melindungi diri,” kata Anung.
Terkait wabah virus corona yang terjadi di Wuhan menyerang saluran pernapasan sehingga gejalanya bisa berupa batuk kering hingga berat, demam kemudian sesak.
Langkah antisipasi yang bisa dilakukan masyarakat adalah menjaga imunitas tubuh dengan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.
81 orang meninggal dunia
Korban meninggal dunia akibat virus corona di Cina terus bertambah.
Dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/1/2020), Departemen Kesehatan Cina mencatat ada 81 orang meninggal dunia akibat virus corona.
Jumlah kasus virus corona di Cina naik sekitar 30 persen menjadi lebih dari 2.700 orang.
Sekitar setengahnya terjadi di provinsi Hubei yang merupakan Ibukota dari Wuhan.
Baca: Wabah Virus Corona Bikin Pasar Saham China Loyo
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang mengunjungi pusat kota Wuhan, pusat penyebaran virus corona.
Kunjungan ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah Cina mengatasi wabah corona.
Pemerintah Cina juga memperpanjang hari libur tahun baru Imlek selama tiga hari hingga 2 Februari mendatang.
Baca: Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Hal tersebut dilakukan untuk memperlambat penyebaran virus.
Tahun baru Cina biasanya merupakan waktu bagi jutaan orang untuk bepergian.
Tetapi kini rencana mereka harus dibatalkan karena penyebaran virus corona.
Evakuasi Warganya dari Wuhan
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah mengambil kebijakan untuk mengevakuasi staf konsulatnya dari Wuhan.
Pemerintah Perancis juga berencana untuk mengevakuasi staf dan keluarga yang akan dikarantina di sebuah kota di Cina.
Selain itu, PM Jepang Shinzo Abe telah berkoordinasi dengan Beijing untuk segera mengevakuasi warganya.
Arab Saudi juga meminta warga negaranya yang ada di sekitar Wuhan untuk menghubungi Kedubes untuk mengungsi.
Baca: Video Pria Marah dan Bentak Tim Medis Virus Corona di Wuhan, Merasa Rumah Sakit Abaikan Keluarganya
Sementara Yordania telah memperoleh izin dari Beijing untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan ke luar negeri.
Sebelumnya Pemerintah Cina mengumumkan, korban meninggal akibat wabah virus Corona telah tembus 50 orang, tepatnya 56 orang.
Dalam laporan yang dirilis Minggu (26/1/2020), Beijing menyatakan, adanya 15 korban baru yang meninggal dunia.
Selain itu Departemen Kesehatan, hampir 2.000 orang terinfeksi. Pihak berwenang China melaporkan 1.975 kasus.
Baca: Habil Marati: Vonis Satu Tahun Penjara Hanya Untuk Menghibur Jaksa dan Kepolisian
Di antara korban yang baru meninggal dunia, 13 orang berada di Hubei, Provinsi di jantung wabah. Sementara Shanghai melaporkan korban meninggal dunia pertamanya.
Pada Sabtu (25/1/2020) kemarin, Presiden China Xi Jinping mengungkapkan, Negeri Tirai Bambau itu tengah menghadapi "situasi serius" akibat penyebaran virus Corona.
Beijing kemudian menggunakan berbagai langkah seperti menutup Wuhan dan 13 kota lainnya agar virus corona tidak menyebar.
Patogen dengan kode 2019-nCov itu menuai perhatian dunia karena mirip dengan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS).
Hantaman virus tersebut terjadi ketika rakyat Negeri "Panda" tengah bersiap merayakan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada Sabtu ini. (Channel News Asia/AFP/AP)