Takut Virus Corona, WNI di China Terpaksa Ngutang untuk Biaya Tiket Pesawat Pulang ke Indonesia
Muhammad Sahuddin, mahasiswa Aceh selama ini menempuh pendidikan di Nanjing, China, terpaksa pulang. Ia tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM).
Editor: Hasanudin Aco
"Kita hari ini sudah menjemput salah satu warga kita yang baru pulang dari China, beliau berasal dari Aceh Barat Daya. Alhamdulillah kita sudah periksa kesehatan, kondisinya sehat, tidak ada tanda-tanda terjangkit virus,” katanya.
Pihaknya mengizinkan Muhammad Sahuddin untuk pulang, namun tetap dalam pengawasan.
“Tetap kita waspadai karena beliau baru pulang dari negara yang terjangkit virus. Kita sudah data, sudah ada nomor HP. Jika sewaktu-waktu beliau kurang sehat, maka harus segera melapor kepada kita,” ujar dr Hanif.
Hanif mengatakan, Muhammad Sahuddin akan dipantau selama 28 hari. Masa inkubasi seseorang yang baru pulang dari daerah yang terjangkit virus. “Beliau hanya masuk dalam daftar orang yang harus kita awasi selama 28 hari,” ujarnya.
Terdapat enam mahasiswa Aceh yang kuliah di China dipastikan akan meninggalkan negara tersebut. Mereka pulang secara terpisah dan akan tiba di Aceh dalam waktu dua hari ke depan.
Namun, mereka yang akan meninggalkan China dalam waktu dekat, bukanlah mahasiswa yang menetap di Wuhan, kota tempat munculnya virus mematikan itu. Saat ini, masih ada 12 mahasiswa Aceh di Wuhan. Mereka terisolasi dan memilih berdiam diri di kamar asrama agar tidak terpapat virus corona melalui udara.
Kapsul Evakuasi
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, Kemenkes sudah menyiapkan 21 kapsul evakuasi bagi pasien yang diduga terpapar virus Corona. Kapsul-kapsul tersebut telah disebar di sejumlah daerah untuk memudahkan proses evakuasi pasien.
"Kemenkes siapkan semua sarana-prasarana, isolasi, rumah sakit, dan sebagainya. Kapsul evaluasi juga sudah ada semua. Ada 21 kapsul yang ditempatkan di daerah-daerah untuk membawa dari tempat terduga menuju rumah sakit untuk isolasi," kata Terawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1).
Terawan menyebut, kapsul-kapsul tersebut disiapkan di daerah-daerah yang rawan dikunjungi turis asal China. Meski demikian, Terawan tak merinci daerah mana saja yang telah menyiapkan kapsul itu. Ia hanga nenyebutkan 3 daerah yakni Jakarta, Makassar (Sulawesi Selatang) dan Manado (Sulawesi Utara).
Terawan menyebut, telah menyiapkan tiga rumah sakit rujukan bagi pasien yang terduga terjangkit virus corona. Tiga rumah sakit tersebut terletak di Jakarta, yaitu Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso, RS Tarakan, dan RSPAD Gatot Soebroto.
"(Ketiga rumah sakit itu) yang punya chamber (bilik) tekanan negatif (sehingga tidaka da tekanan udara untuk membantu mencegah penyakit yang dapat menyebar melalui udara, keluar dari ruangan isolasi dan menginfeksi orang lain, Red) dan gedung-gedung untuk isolasi. Itu bisa kita lakukan tergantung kayak apa modelnya, bertahap apa mau langsung kita Kemenkes siap," kata Terawan. Rumah sakit tersebut telah dilengkapi dengan ruangan isolasi dengan jumlahnya mencapai ratusan.
Berdasarkan catatan Kemenlu, terdapat 243 WNI yang berada di 17 lokasi karantina virus korona di Tiongkok. Sekitar 100 WNI berada di Wuhan, lokasi awal ditemukan virus Corona, yang berstatus mahasiswa.
Terawan juga tak masalah jika nantinya 243 orang WNI dari Wuhan langsung dievakuasi seluruhnya dari Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China. Meraka dalam keadaan sehat. Padahal, wilayah tersebut merupakan kontak penyebaran virus corona di China.
"Tergantung seperti apa modelnya (evakuasi), mau bertahap, mau langsung enggak ada masalah," ujar Terawan.
Korban akibat virus corona kian bertambah. Kemarin, dinyatakan jumlah meninggal dunia akibat terjangkit virus Corona telah mencapai 106 korban, sejak Desember 2019. Dan pasien terinfeksi berjumlah 4.515 orang, sebagian besar berada di Provinsi Hubei.