Jokowi Kaget Saat Tahun Jendral Soedirman Wafat karena Menderita TBC Selama Memimpin Gerilya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku baru mengetahui jika Jenderal Soedirman meninggal dunia karena penyakit tuberkulosis (TBC).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku baru mengetahui jika Jenderal Soedirman meninggal dunia karena penyakit tuberkulosis (TBC).
Jokowi menuturkan pernyataan tersebut di acara Gerakan Bersama Menunju Eliminasi TBC 2030, Rabu (29/1/2020).
Jenderal Soedirman wafat pada masa gerilyanya pada 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis di masa-masa gerilyanya.
Pahlawan RI itu memang meninggal karena TBC, bahkan satu paru-parunya sampai dinonaktifkan karena penyakit ini.
Sebagaimana dicatat oleh sejarawan Asvi Warman Adam dalam buku 'Menguak Misteri Sejarah', Jenderal Soedirman menderita sakit TBC.
Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Atas saran dokter, Jenderal Soedirman menjalani proses operasi untuk menonaktifkan sebelah paru-parunya.
Jenderal Soedirman juga sempat menulis puisi berjudul 'Rumah nan Bahagia' sebagai tanda terima kasih kepada rumah sakit itu.
Meskipun hanya satu paru-parunya yang berfungsi, Jenderal Soedirman tetap memaksakan diri untuk bergerilya seusai agresi militer II Belanda pada Desember 1948.
Selain itu, obat TBC yang bernama streptomycin baru ditemukan.
Namun pada masa itu obat ini susah diperoleh, apalagi rupiah tidak laku karena belum diakui Belanda.
Akhirnya, Jenderal Soedirman berpulang pada 29 Januari 1950. Ia meninggal dalam usia yang terbilang muda, 34 tahun.
Dikutip dari laman Wikipedia, Soedirman wafat di Magelang pada pukul 18.30 tanggal 29 Januari 1950; kabar duka ini dilaporkan dalam sebuah siaran khusus di RRI.
Setelah berita kematiannya disiarkan, rumah keluarga Soedirman dipadati oleh para pelayat, termasuk semua anggota Brigade IX yang bertugas di lingkungan tersebut.
Keesokan harinya, jenazah Soedirman dibawa ke Yogyakarta, diiringi oleh konvoi pemakaman yang dipimpin oleh empat tank dan delapan puluh kendaraan bermotor, dan ribuan warga yang berdiri di sisi jalan.
Konvoi tersebut diselenggarakan oleh anggota Brigade IX.
Jenazah Soedirman disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman pada sore hari, yang dihadiri oleh sejumlah elit militer dan politik Indonesia maupun asing, termasuk Perdana Menteri Abdul Halim, Menteri Pertahanan Hamengkubuwono IX, Menteri Kesehatan Johannes Leimena, Menteri Keadilan Abdoel Gaffar Pringgodigdo, Menteri Informasi Arnold Mononutu, Kepala Staff TNI AU Soerjadi Soerjadarma, Kolonel Paku Alam VIII, dan Soeharto.