Komentar Jokowi dan Para Tokoh soal Gus Sholah: Cendekiawan Muslim hingga Pejuang Kemanusiaan
Jokowi melayat KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Presiden menyebut masyarakat Indonesia kehilangan sosok cendikiawan muslim.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Ifa Nabila
Cita-cita Gus Sholah
Tokoh masyarakat, ulama, sekaligus sahabat KH Almarhum Salahuddin Wahid (Gus Sholah), Emha Ainun Nadhib, akrab disapa Cak Nun mengungkapkan cita-cita terakhir Gus Sholah.
Cak Nun terakhir bertemu Gus Sholah pada 1 November 2019 di Pesantrean Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Dalam pertemuan itu, Gus Sholah menyampaikan keinginannya untuk mengawal muktamar Nahdlatul Ulama agar bebas dari money politic atau politik uang merupakan cita-cita terakhirnya sebelum wafat.
"Gus Sholah itu cita-cita terakhirnya sebelum wafat adalah ingin mengawal Muktamar NU diusahakan supaya bebas dari money politic."
"Itu cita-citanya Gus Sholah sebelum meninggal, jadi muktamar NU yang berlangsung bersih sebagaimana khittahnya dulu," kata Cak Nun di rumah duka di Jakarta Selatan pada Senin (3/1/2020) dini hari.
Jenazah Gus Sholah tiba di rumah duka pukul 23.48 WIB.
Pelayat yang berada di kediaman Gus Sholah tersebut tampak berasal dari kalangan santri, ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat negara.
Diberitakan sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) wafat di RS Harapan Kita.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Robikin Emhas, menyampaikan kabar duka tersebut pada Minggu (2/2/2020).
"Innaa lillaahi wa innaa lillaahi raaji’uun. Duka mendalam atas wafatnya KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) di RS Harapan Kita pada hari Ahad (2/2) pukul 20.59 WIB."
"Semoga seluruh salah-khilaf beliau diampuni oleh Allah SWT, ibadahnya diterima dan keluarga yang ditinggal tabah, Laha Al-Fatihah," kata Robikin ketika dikonfirmasi.
Robikin juga menyampaikan rasa kehilangannya terhadap tokoh yang dinilainya gigih dalam memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia tersebut.
"Kita kehilangan tokoh panutan, tokoh yang gigih memperjuangkan martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia, tokoh yang mempimpikan umat agar bersatu, semoga kita dapat meneruskan perjuangan beliau," kata Robikin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.