Pengusaha Jepang Masayoshi Son Belum Putuskan Investasi Baru di Indonesia
Pengusaha Jepang Masayoshi Son, Kepala Grup Softbank yang juga pemilik Yahoo Jepang, belum memutuskan investasi baru di Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pengusaha Jepang Masayoshi Son, Kepala Grup Softbank yang juga pemilik Yahoo Jepang, belum memutuskan investasi baru di Indonesia, khususnya dalam kaitan perpindahan ibu kota Indonesia ke Kalimantan.
"Situasinya masih belum berubah dari pertemuan kita di Indonesia 10 Januari lalu," ungkap sumber Tribunnews.com di Softbank, Jumat (7/2/2020).
Masayoshi Son mengungkapkan 10 Januari 2020 bahwa dirinya belum memutuskan angka untuk investasi di Indonesia.
Namun masih terus mendiskusikan internal mengenai potensi yang ada di Indonesia.
Baca: Beberkan Provinsi Rawan Karhutla, Jokowi: Kalimantan Timur Disitu Hati-hati Betul
Baca: Yakin Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Bakal Gagal, Rocky Gerung: Lebih Baik Pindahkan Presiden
"Apa potensial tersebut? Kami tidak mendiskusikan angka spesifik saat ini, tetapi menjadikan ibu kota Smart (smart-city) yang baru, dengan teknologi yang baru, kota yang bersih dan penggunaan AI (Artificial Intelligent). Itulah yang menjadi perhatian dan ketertarikan kami dalam mendukung Indonesia," ungkap Masayoshi Son.
Masayoshi Son tidak pernah mendiskusikan angka 100 miliar dolar AS.
"Kita tidak bicara angka dulu saat ini," kata Masayoshi Son.
Sedangkan investasi 2 miliar dolar AS yang dilakukan Masayoshi Son di Indonesia menurutnya adalah investasi di Grab.
"Itu investasi di Grab yang sudah diumumkan tahun lalu dan itu bukan investasi baru," kata Masayoshi Son lebih lanjut.
Masayoshi Son saat ini resmi sebagai anggota dewan pengarah perpindahan ibu kota baru Indonesia yang akan dipindahkan ke Kalimantan.
Anggota pengarah lain adalah mantan PM Inggris Tony Blair dan putra mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
"Ketiga anggota dewan pengarah tersebut sama sekali tidak mendapat uang apa pun dari pemerintah Indonesia," ungkap Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.