Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Calvin Dorres Ingin jadi YouTuber

Posisi rumah kontrakannya cukup terpencil, harus melewati gang-gang sempit yang hanya muat dilintasi satu motor.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Calvin Dorres Ingin jadi YouTuber
Tribunnews/JEPRIMA
Putra mendiang Deddy Dores, Calvin Dores saat berpose di kediamannya kawasan Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Banten, Minggu (9/2/2020). Sebelumnya diketahui bahwa Calvin Dores sempat berprofesi menjadi kuli bangunan serta ojol, kini dirinya ingin mencoba peruntungan di jual beli sepeda motor serta mengeluarkan single miliknya di tahun 2020. Tribunnews/Jeprima 

Ada kesempatan (kerja, red) saya sikat, yang penting halal. Sempat belang juga waktu itu, ini saja masih belang tuh.

Berapa penghasilannya saat itu?
Kalau nguli Rp 150.000, kalau ngecor. Kalau jadi ojol dulu pas awal-awal tahun 2016, sehari bisa Rp 1 juta. Dulu jam makan siang sempat ngopi dulu di Starbucks. Hehehe.

Sekarang paling cuma dapat Rp 200.000, paling gede Rp 300.000. Tapi kadang-kadang kalau ada meeting, jauh, saya pakai motor matic sekalian narik ojol.

Dulu sempat pertimbangkan nama besar sang ayah saat ngojol dan nguli?
Enggak. Saya orangnya memang tidak tahu malu. Urat malu sudah putus. Kenapa jadi ojol dan kuli karena faktor U (uang, red).

Terus juga faktor kebutuhan untuk anak istri, orang tua, semua orang memang istilahnya butuh saya lah. Kalau saya diam tidak berbuat apa-apa gimana? Yang ada saja sudah saya sikat.

Tidak pernah menggunakan relasi ayah untuk mendapatkan pekerjaan?
Untuk di musik saya tidak minta belas kasihan sih. Kalau pun mereka (yang pernah dibantu Deddy Dores, red) masih ingat ya saya syukur dan saya tidak minta harus melakukan sebaliknya.

Enggak lah, biarin saja. Mungkin mereka sibuk, positif saja sih walaupun kadang ketika ketemu mereka pura-pura tidak kenal. Biarin saja. Kalau saya mengungkit itu amal baik papa terbuang, jadi saya ikhlas saja.

BERITA REKOMENDASI

Memang saat itu seberapa kekurangannya Anda saat ayah meninggal? Hingga akhirnya bekerja menjadi kuli bangunan dan ojol?
Sebenarnya saya dari dulu mandiri, walaupun saya broken home. Nyokap (ibu) dan bokap (bapak) itu cerai dari tahun 2000. Lalu saya tinggal sama kakek.

Bokap sih mungkin karena kasihan banget karena saya luntang lantung. Saya tidak betah tinggal di rumah, paling tinggal di rumah teman saya. SMP saja saya sudah tinggal di kos di Radio Dalam, dan saya ngamen.

Kalau melihat zaman dulu, rumah saya itu seperti Republik Cinta (milik musisi Ahmad Dhani di Pondok Indah). Rame, banyak orang, yang kerja sama bokap, yang cari muka. Saya sudah hafal semua deh dan banyak.

Saya sih tidak pedulikan itu, memang waktu itu saya butuh tenang, saya butuh sendiri. Makanya saya waktu itu kos di Radio Dalam.

Hubungan ibu dan ayah waktu itu bagaimana?
Nyokap sama bokap mah baik. Maksudnya cerai, tapi istilahnya masih hubungan terus. Malah lebih enakan seperti itu, tidak ribut katanya. Tapi memang jadi tidak ribut-ribut. Dulu kan ribut masalah ya adalah, namanya keluarga pasti adalah masalahnya.


Tapi kalau hubungan Anda dengan ayah waktu itu bagaimana?
Jujur kalau soal keuangan saya hampir jarang kurang dulu. Tapi saya tidak mencari hal itu. Saya cuma mencari kehangatan keluarga lah. Itu yang saya tanam sekarang ketika saya menjadi bapak.

Saya tidak mau meninggalkan anak istri lama-lama. Paling lama juga dua Minggu, itu pun saya sudah ngebet pulang. Kalau tidak disuruh pulang sama bos saya tidak bakal pulang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas