Kasus Penembakan di Thailand oleh Jakraphanth Thomma: 29 Orang Meninggal, Ini Kisah Kesaksian Warga
Jakraphanth Thomma tengah menjadi sorotan oleh khalayak karena aksi penembakan yang dilakukan di sebuah pusat perbelanjaan, Thailand.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Jakraphanth Thomma tengah menjadi sorotan khalayak karena aksi penembakan yang dilakukan di sebuah pusat perbelanjaan, Thailand beberapa waktu lalu.
Aksi brutalnya itu mengakibatkan 29 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka.
Para saksi yang turut berada di sekitar lokasi pun mengungkapkan kronologi kejadian, Minggu (9/2/2020).
Tak terkecuali, Soontaree Channuan yang pada waktu kejadian berada tak jauh dari lokasi.
Dilansir dari theguardian.com, ia bekerja di sebuah hotel dekat Terminal 21, mengatakan awalnya mengira suara tembakan adalah petasan.
“Kemarin, hanya ada tujuh atau delapan tamu yang berada di mal. Untungnya, mereka aman dan kembali pada malam hari, "kata Soontaree Channuan.
" Hal semacam ini tidak pernah terjadi pada kita, sebelumnya, " tambahnya.
Kemudian, ada juga orang tua yang harus kehilangan putranya akibat kejadian tersebut.
Pada hari Minggu, Natthawut Karnchanamethee berduka atas kehilangan putranya yang berusia 13 tahun, Ratchanon Karnchanamethee.
"Dia satu-satunya putra saya. Saya hanya ingin dia menjadi orang yang baik," kata Natthawut, dikutip Tribunnews dari BBC.
Diketahui pria bersenjata, Jakrapanth Thomma diidentifikasi sebagai seorang prajurit.
Dia mulai tiba di mal Nakhon Ratchasima, sekira pukul 06:00 waktu setempat.
Ia mengemudikan kendaraan militer, tipe Humvee.
Kemudian membawa senjata dan amunisi yang dicuri dari pangkalan militer.
Jakrapanth menembaki pengemudi dan pejalan kaki di daerah tersebut.
Perdana Menteri Prayuth, Chan-ocha mengatakan penjagaan untuk para korban telah diadakan pada hari Minggu dan para biksu melantunkan doa.
Dia menggambarkan serangan tersebut, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini bukan kecerobohan. Kami tidak meninggalkan gudang persenjataan itu sendirian. Kami memiliki orang yang menjaganya," katanya kepada wartawan dikutip Tribunnews dari theguardian.com.
Perdana Menteri, juga mengikuti perkembangan dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban.
Kronologi kejadian:
Dilansir dari Kompas.com, pelaku mencuri senjata sebelum melakukan penembakan.
Diketahui, ia membunuh komandannya dan kemudian mencuri senjata dari sebuah kamp militer.
Hingga, pelaku melanjutkan serangan di jalan-jalan dan sebuah pusat perbelanjaan di Nakhon Ratchasima.
Ketika di pusat perbelanjaan:
Setelah pukul 03.00 waktu setempat, tembakan terdengar saat pasukan keamanan menggerebek gedung tempat penyerangan dilakukan.
Beberapa orang dibawa keluar dari pusat perbelanjaan tersebut, namun kekhawatiran tetap muncul karena ada lebih banyak orang disandera.
Pada Minggu (9/02/2020) pukul 09.30, polisi mengonfirmasi bahwa pelaku telah ditembak mati.
Namun, belum ada rincian lebih lanjut tentang bagaimana operasi tersebut berakhir.
Motif penyerangan diduga karena pelaku dendam setelah ditipu masalah kesepakatan tanah.
Laporan sebelumnya, menyebutkan pria bersenjata yang berusia 32 tersebut sempat mencoba melarikan diri melalui bagian belakang gedung.
Ibu tersangka juga dibawa ke pusat perbelanjaan untuk membujuknya agar menyerah.
Satu di antara orang yang dibebaskan mengatakan, ia dan yang lainnya bersembunyi di kamar mandi di lantai 4.
Sebelum melarikan diri ke lantai 2 dan bersembunyi di bawah meja restoran selama tiga jam.
Korban selamat tersebut mendengar setidaknya 4 tembakan sebelum melihat beberapa tentara dan mereka dapat pergi mengamankan diri.
(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih, Kompas.com/Mela Arnani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.