Utamakan Ruang Terbuka Hijau, Bappenas Sebut Ibu Kota Baru Berkonsep Forest City
"Tentunya kita ingin memastikan bagaimana penerapan konsep forest city ini," ujar Rudy
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Utamakan Ruang Terbuka Hijau, Bappenas Sebut Ibu Kota Baru Berkonsep Forest City](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bappenas-soal-ibu-kota-baru-seperti-manhattan.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persiapan relokasi Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur membutuhkan lahan seluas 256.000 hektar.
Pemerintah pun terus menggodok rencana ini dengan mematangkan konsep, desain serta sistem yang akan diterapkan pada calon ibu kota Indonesia ini.
Baca: Bappensa Paparkan Konsep One River One Management di Ibu Kota Baru
Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan pemerintah akan menerapkan konsep kota hutan (forest city).
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara Dialog Nasional VI terkait Pemindahan Ibu Kota Negara bertajuk 'Menuju Ibu Kota Negara Lestari dan Berkelanjutan'.
"Tentunya kita ingin memastikan bagaimana penerapan konsep forest city ini," ujar Rudy, di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2020) sore.
Dari 256.000 hektar lahan yang dibutuhkan untuk membangun IKN, terdapat kawasan inti seluas 56.000 hektar, serta 5.600 hektar untuk kawasan pemerintahannya.
Rudy menjelaskan setidaknya 50 persen dari 56.000 hektar itu tetap difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Karena di sana terdapat wilayah yang memiliki sungai-sungai, bahkan ia menyebut wilayah tersebut sebagai 'Manhattan kecil'.
"Jadi paling tidak 50 persen di daerah yang 56.000 hektar yang saya bilang seperti Manhattan kecil itu, paling tidak 50 persen tetap sebagai Ruang Terbuka Hijau,"
Sedangkan untuk keseluruhan lahan pembangunan IKN, rencananya 75 persen diantaranya difungsikan sebagai RTH.
"Tapi kalau yang di 256.000-nya itu kita harapkan 70 sampai 75 persen tetap Ruang Terbuka Hijau," jelas Rudy.
Termasuk di dalamnya terdapat Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang juga akan masuk dalam wilayah ibu kota baru.
Ini juga tetap dijaga kelestariannya dan difungsikan sebagai kawasan hijau.
"Karena kan Bukit Soeharto tidak boleh diganggu, kita ingin kembalikan fungsinya," kata Rudy.
Sebelumnya ia juga menyampaikan paparannya mengenai konsep 'One River, One Management' untuk pembangunan IKN ini.
Di Kalimantan memang terdapat banyak lahan hijau maupun hutan, sehingga ini menjadi poin penting yang harus dipikirkan agar pembangunan ibu kota baru tidak mengurangi persentase dari kawasan hijau tersebut.
Sambil menunjuk paparannya, ia menyebut ada satu kawasan yang harus dijaga kelestarian alamnya dan luasnya kira-kira seluas wilayah Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS).
Baca: Kepala Bappenas: Pembentukan Badan Otorita Pembangunan Ibu Kota Baru dalam Tahap Finalisasi
Di kawasan itu nantinya akan diterapkan konsep One River, One Management karena pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) harus dilakukan secara utuh yakni dari hulu sampai hilir dan melibatkan semua pihak terkait.
"Jadi di daerah ibu kota yang (warna) hijau ini yang tengah-tengah itu sebesar Manhattan. Itu di dalamnya banyak sungai-sungai, nah ini yang akan kita jaga. Nanti kita akan menerapkan konsep One River One Management, karena memang betul kita harus betul-betul menjaga (sungai-sungai itu)," pungkas Rudy.