KPK Periksa Anggota DPR Ahmad Sahroni Hari Ini
Sahroni akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap terkair pembahasan dan penetapan anggaran untum Badan Keamanan Laut ( Bakamla).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Komisi Pemberantasan ( KPK) memanggil anggota DPR dari Fraksi Partai Nasional Demokrat Ahmad Sahroni, Jumat (14/2/2020) hari ini.
Sahroni akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap terkair pembahasan dan penetapan anggaran untum Badan Keamanan Laut ( Bakamla).
"Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka korporasi PT Merial Esa," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya.
Meskipun kini menjadi anggota DPR, Sahroni dipanggil atas statusnya sebagai pihak swasta.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, Sahroni sempat mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan BBM.
Baca: Tips Sukses Ala Ahmad Sahroni, Mantan Sopir yang Kini Jadi Ketua Ferrari dan Anggota DPR RI
Namun, belum diketahui apa yang akan didalami oleh penyidik KPK dalam pemeriksaan terhadap Sahroni hari ini.
Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan PT Merial Esa sebagai tersangka.
Penetapan tersangka ini hasil pengembangan kasus dugaan suap kepengurusan anggaran Badan Keamanan Laut (Bakamla) untuk proyek pengadaan satelit monitoring dan drone dalam APBN-P Tahun 2016.
"KPK membuka penyidikan baru dan menetapkan sebuah korporasi sebagai tersangka, yaitu PT ME (Merial Esa)," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (1/3/2019) sore.
PT Merial Esa diduga memberikan uang kepada Mantan anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi sebesar 911.480 dollar Amerika Serikat secara bertahap.
PT Merial Esa merupakan korporasi yang disiapkan mengerjakan proyek satelit monitoring di Bakamla setelah dianggarkan dalam APBN-P Tahun 2016.
Sosok Sahroni
Ahmad Sahroni, akrab disapa Roni, lahir di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada 8 Agustus 1977.
Ia merupakan putra dari sebuah keluarga sederhana yang bekerja sebagai penjual nasi Padang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Orangtua kandungnya bercerai, ibunya menikah lagi, dan Roni memiliki adik lain ayah bernama Heri Susanto.
Keluarga ibunya berasal dari Naras, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Roni menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Tanjung Priok.
Ketika itu ia telah mulai mencari penghasilan sendiri dengan menjadi tukang semir sepatu dan ojek payung.
Roni kemudian masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMAN 114), dan ketika duduk di kelas dua Roni menjadi Ketua OSIS.
Selepas SMA tahun 1995, pendidikannya tidak diteruskan ke bangku kuliah.
Angkat Selang
Awal karier Roni cukup memprihatinkan, di mana ia yang tinggal di daerah yang kumuh dan miskin mulai mencari pekerjaan di sekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
Roni pernah menjadi sopir antar-jemput anak-anak sekolah, tukang cuci kuali raksasa di dapur kapal pesiar asing, pelayan restoran, serta karyawan di beberapa perusahaan.
Ketika Roni menjadi karyawan, ia mendapat banyak pengalaman yang berguna, sebelum akhirnya mendirikan perusahaannya sendiri.
Mula-mula ia menjadi sopir di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak.
Ia merangkap mengerjakan administrasi dan pembayaran, serta pekerjaan-pekerjaan suruhan lainnya termasuk sebagai tukang angkat selang pengisi bahan bakar kapal.
Setelah beberapa lama, ia semakin menguasai seluk-beluk bisnis tersebut dan jabatannya terus meningkat, sehingga menjadi kepala operasi, kemudian manajer, dan akhirnya direktur.
Roni kemudian keluar dan mendirikan perusahaan lain dengan dana dari pemodal, namun hasil dari kerja sama tersebut tidak cukup memuaskan.
Peruntungan Roni mulai berubah pada 2004, yaitu ketika ia membuka perusahaannya sendiri, meskipun pada awalnya menghadapi berbagai kesulitan.
Ia kini adalah pemilik perusahaan PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda Satya Abadi, yang memiliki beberapa kapal tongkang pengangkut BBM.
Saat ini ia menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014 - 2019 dari Partai Nasdem.
Sumber: Kompas.com/Tribun Timur