Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyebut pemerintah belum memutuskan untuk mengevakuasi 75 WNI kru kapal pesiar evakuasi Diamond Princess.

“Masalah penjemputan belum diputuskan pemerintah,” kata Yuri kepada Tribunnews.com, Selasa (18/2/2020).

Jika memang opsi evakuasi diambil pemerintah, menurut dia 75 WNI yang dinyatakan sehat akan kembali menjalankan observasi kesehatan saat tiba di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan seperti 238 WNI yang sebelumnya dievakuasi dari Provinsi Hubei, China.

Yuri menjelaskan kapal pesiar Diamond Princess yang sedang dikarantina layaknya kota Wuhan yang dikarantina sehingga akan diadakan proses observasi.

Baca: ‎Update KBRI: Ada 77 Orang Positif Virus Corona di Singapura

“Tapi kan kita belum tahu ini (kepastiannya), masih rencana kalau rencana ya rencana, karena yang kapal pesiar kan sama kaya Wuhan, berarti yang dari kapal pesiar dilakukan seperti yang dari Wuhan dong, itu kan hotspot,” ucap Yuri.

Mengenai lokasi rencana observasi Yuri mengatakan bisa di Natuna atau tempat lainnya.

“Ya pokoknya kita sudah punya tempat di Natuna, kalau mau cari tempat yang lain kita carikan lagi, kan gitu,” kata Yuri.

Baca: Dua Warga Babel Diduga Suspect Virus Corona, Salah Satunya Baru Saja Pulang Umrah Lewat Malaysia

Sementara itu saat ini 75 WNI yang negatif COVID-19 masih menjalankan proses karantina di perairan Yokohama, Jepang.

Buka opsi evakuasi 75 WNI

Pemerintah Indonesia membuka opsi mengevakuasi 75 WNI kru kapal Pesiar Diamond Princess.

Hal tersebut menyusul ada 3 WNI yang positif terjangkit virus corona.

Menteri luar negeri (Menlu), Retno Marsudi, mengatakan opsi untuk mengevakuasi WNI kru kapal pesiar Diamond Princess sejak awal terbuka.