Survei indEX Research: PDIP Pemenang Pemilu 2024, Capres Terkuat Prabowo-Anies
Pemilu 2024 menjadi titik baru regenerasi elite politik, mengingat dua periode masa jabatan Jokowi akan berakhir.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilu 2024 menjadi titik baru regenerasi elite politik, mengingat dua periode masa jabatan Jokowi akan berakhir.
Berkaca dari pengalaman Demokrat, suara partai berkuasa tersebut turun drastis dan kalah setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak lagi dapat mencalonkan diri.
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan PDI Perjuangan (PDIP) tidak akan bernasib seperti Demokrat.
Setelah menang pemilu legislatif pada 2014 dan 2019, PDIP diprediksi akan kembali unggul atau juara tiga periode berturut-turut.
“Jika pemilu digelar saat ini, PDIP meraih elektabilitas tertinggi yaitu sebesar 28,7 persen,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa (25/2/2020).
Sedangkan Gerindra membayangi dengan elektabilitas 14,3 persen, lanjut Vivin.
Baca: Survei Pilpres 2024 Indo Barometer, Prabowo Terancam Dijegal Anies Baswedan, Militer Vs Jiwa Sosial
Tiga partai politik lainnya dipastikan aman posisinya jika ambang batas parlemen tidak berubah, yaitu Golkar (9,4 persen), PKS (6,2 persen), dan PKB (5,1 persen). Suara Demokrat hanya sebesar 3,5 persen, disusul PPP (3,0 persen), Nasdem (2,6 persen), dan PSI (2,5 persen).
“Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengalami peningkatan elektabilitas jika dibandingkan perolehan suara pada Pileg 2019 lalu yang hanya meraih 1,89 persen,” tutur Vivin.
Meskipun tidak memiliki wakil di Senayan, PSI berhasil menguasai satu fraksi di DPRD DKI Jakarta.
Menurut Vivin, konsistensi anggota legislatif PSI di DKI dalam mengawal uang rakyat dan mengkritisi kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan mempengaruhi elektabilitas.
Demikian pula dengan munculnya tokoh-tokoh muda baru PSI, seperti William Aditya Sarana di DPRD DKI.
Capaian elektabilitas PSI berbanding terbalik dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang hanya sebesar 1,3 persen.
Sebagai parpol Senayan, PAN mengalami penurunan elektabilitas setelah gonjang-ganjing perpecahan dalam kongres, jelas Vivin.
Di golongan papan bawah, berturut-turut elektabilitas parpol non-Senayan adalah Perindo (1,5 persen), Berkarya (1,0 persen), Hanura (0,9 persen), Garuda (0,2 persen), PBB (0,1 persen), dan PKPI (0,1 persen). Sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab 19,8 persen.