Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Akan Diobservasi Dengan Cara Khusus

Kemenkes menyatakan skema observasi berbeda akan diterapkan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Akan Diobservasi Dengan Cara Khusus
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan skema observasi berbeda akan diterapkan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) kru kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan dua kali masa observasi yakni 2 x 14 hari diperlukan dalam kasus ini.

"Kita mulai berpikir bahwa seharusnya untuk kasus yang dari Diamond Princess ini kita harus melakukan observasi setidaknya dua kali masa inkubasi yakni 2 x 14 hari," ujar Yuri dalam sambungan telekonference, di Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2020).

Baca: BREAKING NEWS: Wakil Menteri Kesehatan Iran Dinyatakan Positif Virus Corona

Tak hanya masa observasi yang berbeda, Yuri menyebut observasi pun berbeda dari kasus WNI kru kapal World Dream ataupun mahasiswa WNI di Wuhan yang diobservasi di Natuna.

Yuri mengatakan 78 WNI kru kapal Diamond Princess harus dikelompokkan atau di-clustering saat observasi.

Alasannya sudah ada 9 WNI diantaranya yang positif terinfeksi virus corona.

Baca: KBRI Seoul Minta WNI di Korea Selatan Tak Khawatir Terkait Wabah Virus Corona

Berita Rekomendasi

"Kita sudah memutuskan skema awalnya kalau Diamond Princess ada yang dijemput, maka dia harus dikarantina selama 2 x 14 hari. Dengan catatan di observasinya harus di clustering, dikelompokkan. Tidak bisa dijadikan satu seperti yang di Natuna kemarin," kata dia.

Pengelompokan itu, kata Yuri, harus dibedakan antara siapa yang kira-kira memiliki riwayat kontak dengan yang sudah terkonfirmasi positif dengan mereka yang baru dicurigai terinfeksi.

"Kita harus pisahkan cluster sendiri, yang hanya dicurigai infected kita pisahkan di kamar tersendiri. Betul-betul kita batasi kontak antara yang positif dengan tidak," kata dia.

Baca: Presiden Jokowi Pimpin Ratas Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Indonesia

Lebih lanjut, Yuri mengatakan pihaknya belum menentukan lokasi observasi untuk WNI kru kapal Diamond Princess.

Dia mengatakan masih kesulitan menemukan cara evakuasi yang mampu mengelompokkan atau membuat para WNI tidak bercampur.

"Yang pasti (lokasi observasi) belum kita tentukan sekarang. Karena kita tidak memungkinkan mengevakuasi mereka dengan satu ruangan yang sama, yang tidak memungkinkan layanan clustering."

"Jadi clustering itu bukan hanya kamar beda, tapi makan dan mandi di tempat bersama. Clustering itu betul-betul dia akan berada di kamar terpisah, aktivitas terpisah, makan terpisah, kemudian kita menghindarkan kontak di antara mereka," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas