Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Produsen Masker Prihatin Harga Masker Melonjak, Menkes Terawan: Yang Sehat Tak Usah Pakai, Percuma

Produsen masker prihatin harga masker melonjak drastis, sedangkan Menkes Terawan mengimbau bagi yang tidak sakit tak perlu memakai masker.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Produsen Masker Prihatin Harga Masker Melonjak, Menkes Terawan: Yang Sehat Tak Usah Pakai, Percuma
Tribunnews.com/Jeprima, Xinhua/SCMP
Viral Menkes Terawan salahkan pembeli masker 

TRIBUNNEWS.COM - Sejak virus corona atau Covid-19 mewabah ke seluruh penjuru dunia, masker menjadi satu di antara 'alat' pelindung.

Hal itu untuk mencegah terjadinya penularan terinveksi corona.

Akibatnya, masker menjadi sulit ditemukan di pasaran.

Bahkan harganya pun melonjak hingga berkali-kali lipat.

ILUSTRASI - Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan media asing. Straits Time bahkan menulis harga masker lebih mahal ketimbang emas.
ILUSTRASI - Melonjaknya harga masker di Indonesia menjadi sorotan media asing. Straits Time bahkan menulis harga masker lebih mahal ketimbang emas. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Meski begitu, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki), Ahyahudin Sodri membantahnya.

Menurut Ahyahudin, pabrik masker di Indonesia tidak menaikkan harga saat ini.

"Kami sebagai produsen tidak menaikan harga penjualan," kata Ahyahudin kepada Kompas.com, Senin (2/3/3020).

Berita Rekomendasi

Sebaliknya, pihaknya malah prihatin, harga masker yang dijual di pasaran melonjak tajam.

Selain itu, produsen masker juga sepakat menghentikan ekspor.

Mereka ingin fokus memenuhi permintaan masker dalam negeri.

"Kami sebagai Produsen, sangat prihatin, jika ada pihak yang mengambil aksi untung dari tingginya permintaan masker," ujar Ahyahudin.

Pekerja yang mengoperasikan mesin yang memproduksi masker bedah di sebuah pabrik di Hong Kong. Rabu (19/02/2020). Menghadapi kekurangan di tengah wabah virus, warga Hong Kong telah mulai membuat masker wajah mereka sendiri, dari pabrik profesional hingga penjahit home industri. (ISAAC LAWRENCE/AFP)
Pekerja yang mengoperasikan mesin yang memproduksi masker bedah di sebuah pabrik di Hong Kong. Rabu (19/02/2020). Menghadapi kekurangan di tengah wabah virus, warga Hong Kong telah mulai membuat masker wajah mereka sendiri, dari pabrik profesional hingga penjahit home industri. (ISAAC LAWRENCE/AFP) (AFP/ISAAC LAWRENCE)

"Permintaan masker meningkat satu setengah sampai dua kali lipat."

"Anggota Aspaki fokus melayani permintaan dalam negeri daripada permintaan ekspor," katanya lagi.

Kini, lanjut Ahyahudin, produsen alat kesehatan di Indonesia cukup kewalahan memenuhi lonjakan permintaan masker.

Opsi impor juga sulit dilakukan, mengingat masker di negara lain juga mengalami kelangkaan.

"Berdasarkan data yang kami miliki, ada 7 anggota Aspaki yang memproduksi masker."

"Perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat kapasitas produksi mereka," ucap Ahyahudin.

Baca: KRONOLOGI Dua WNI Positif Corona, Tertular WN Jepang, Sempat Tinggal Serumah di Depok

Baca: Indonesia Resmi Terjangkit Corona, Media Diimbau Jaga Rahasia Identitas Pasien dan Tak Umbar Sensasi

Menkes angkat bicara soal masker

Sementara itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto turut menanggapi 'kelangkaan' masker.

Menurutnya, yang perlu memakai masker hanya mereka yang sakit.

Sedangkan yang masih dalam keadaan sehat, Terawan mengimbau tidak perlu memakainya.

"Tetap keputusannya dari WHO yang sakit yang pakai masker. Yang sehat enggak usah."

"Kenapa? Karena apa? Kalau yang sehat pakai juga percuma, dia nanti megang-megang tangannya dan sebagainya."

"Tetap saja bisa kena," kata Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020), melansir Kompas.com.

Menkes Terawan Agus Putranto
Menkes Terawan Agus Putranto (TRIBUNNEWS/MAFANI FIDESYA)

Terawan mengatakan ada cara lain untuk menghindari virus corona selain memakai masker.

Yaitu dengan menjauhi orang yang sudah positif terkena corona.

"Daripada itu (pakai masker), mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri," ujar Terawan.

Terawan juga menjelaskan soal penyebaran virus corona.

Menurutnya penyebaran tersebut bergantung kepada sistem imunitas tubuh.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto umumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/20)
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto umumkan kasus pertama positif Corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/20) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Bahkan, virus corona bisa sembuh dengan sendirinya jika imunitas tubuh baik.

"Ini penyakit yang bisa sembuh sendiri. Sama seperti virus yang lain. Juga angka kematian dua persen atau di bawahnya."

"Tergantung imunitas tubuh. Makanya dari awal saya bilang jaga imunitas tubuh," ujarnya.

Di Indonesia sendiri, Presiden Jokowi baru saja mengumumkan adanya dua pasien yang terjangkit corona di Indonesia.

Mereka adalah warga Depok yang tertular virus usai melakukan kontak dengan warga Jepang yang berkunjung ke Indonesia.

Mereka adalah ibu dan anak berusia 64 tahun dan 31 tahun.

Hingga kini mereka diisolasi di RSPI dr. Sulianto Saroso, Jakarta Utara.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Muhammad Idris/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas