Alasan RSPI Tak Langsung Beritahu Pasien Positif Corona, Dirut: Ada Aturan, Saya Tidak Boleh Bicara
Alasan RSPI Tak Langsung Beritahu Pasien Postif Corona, Dirut: Ada Aturan, Saya Tidak Boleh Bicara
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mohammad Syahril, Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengungkapkan alasannya tidak memberitahu dahulu kepada dua pasien positif virus corona.
Saatnya mengetahui ibu dan anak tersebut positif corona, RSPI Sulianti Saroso langsung meneruskan informasi itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sehingga Jokowi-lah yang mengumumkan kepada publik perihal dua WNI terjangkit virus corona, Senin (2/3/2020).
Menurut Syahril, pihak RSPI Sulianti Saroso tidak menyampaikan hal tersebut pada kedua pasien positif virus corona lantaran ada aturan dari pemerintah.
"Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali," katanya, yang dikutip dari Tribun Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Baca: Corona Akibatkan Arus Penumpang di Bandara Soetta Turun, Tapi Tidak Besar
Baca: Cegah Virus Corona, Kemenperin Cek Suhu Tubuh Pegawai dan Siapkan Hand Sanitizer
Bahkan Syahril mengakui dirinya tidak berhak mengumumkan hal tersebut.
"Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara," imbuhnya.
Syahril mengakui, pihak RSPI tidak boleh memberitahu kepada pasien yang positif virus corona sebelum ditunjuk siapa yang mengumumkan.
"Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum Presiden mengumumkan," ujar Syahril.
Dirinya juga mengatakan jika dalam hal ini sudah ada UU yang mengaturnya.
"Luar biasa kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU-nya. Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum Presiden mengumumkan," tutur Syahril.
Seperti yang diketahui sebelumnya beredar pesan yang mengatasnamakan pasien positif virus corona mengaku baru tahu positif corona setelah diumumkan Jokowi.
"Tahu-tahu, tanpa pemberitahuan apa pun, kami dipindahkan kemari (RSPI Sulianti Saroso) pada hari Sabtu, 29 Februari malam hari."
"Sampai di sini (rumah sakit) jam 2 pagi. Jadi kami diisolasi. Enggak ada."
"Sampai kemudian heboh kemarin itu… (Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan dua WNI positif Covid-19)," kata pasien tersebut.
Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, sebelumnya menjelaskan, informasi ada warga negara Indonesia di dalam negeri positif terjangkit corona merupakan situasi yang luar biasa.
Fadjroel Rachman mengakui, perlu kehati-hatian dalam penanganan dua pasien yang terjangkit virus corona ini.
Namun, ia tidak menjawab saat ditanya apakah ada kesengajaan untuk menjaga informasi agar tidak bocor sebelum diumumkan Presiden.
"Pada intinya adalah karena situasinya darurat. Jadi mesti ada penanganan yang sangat hati-hati," kata dia yang dikutip dari Kompas.com.
Ia juga menambahkan alasan mengapa Presidebn Jokowi memilih untuk menyampaikan pengumuman tersebut.
"Pada intinya, mengapa Presiden harus menyampaikan langsung, karena beliau menganggap ini sangat serius. Karena dalam kondisi ini tidak main-main."
"Harus Presiden yang menyampaikan secara langsung dan secara teknis ditangani oleh Menkes," sambung dia.
Baca: 10 Wabah Paling Mematikan Sebelum Virus Corona, Ada yang Sampai Menewaskan 200 Juta Orang
Baca: Mulai Langka, Begini Cara Mudah Membuat Hand Sanitizer dan Tisu Pembersih untuk Cegah Virus Corona
Diketahui, dua WNI terjangkit virus corona, ibu (64) dan anaknya (31).
Dua pasien positif virus corona tersebut berasal dari kota Depok, Jawa Barat.
Menanggapi hal tersebut Wali Kota Depok Mohammad Idris membenarkan dua warganya positif terjangkit virus corona
"Yang positif corona ada dua orang, yang terindikasi diatas 50 orang," ucap Idris di Balai Kota Depok, Senin (2/3/2020).
Selanjutnya Idris menceritakan kronologi awal mulanya dua WNI tersebut bisa tertular viru corona.
"Tanggal 27 Februari kemarin kami dapat info dari Rumah Sakit Mitra Keluarga, pengecekan awal katanya dia bronchitis," ujar Idris.
Baca: Ada Corona, Menkeu Ajak Pengusaha Antisipasi Disrupsi Pasokan dari China
Baca: Panic Buying Terkait Corona, Aming: Kepanikan Masyarakat Lebih Menyeramkan Daripada Virus Corona
Selanjutnya, pada 29 Februari korban kembali datang ke Rumah Sakit Mitra Keluarga lantaran tak kunjung membaik.
"Tanggal 29 dia balik lagi dan menceritakan, ia sempat menerima tamu orang Jepang." tutrunya.
Idris mengatakan, pasien yang positif corona tersebut berprofesi sebagai pendamping dansa.
"Dia memang pekerjaannya pendamping dansa. Setelah itu ia mendengar si orang Jepang ini di Malaysia terkena corona," kata Idris.
Setelah diperiksa lebih lanjut, korban pun dirujuk ke RSPI Sulianti Suroso dan dinyatakan positif virus corona.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa/TribunJakarta/Kompas.com/Dean Pahrevi)