Peluang Kematian Akibat Virus Corona Terungkap, NHS: 2 Persen atau Kemungkinan Lebih Rendah
Berdasar data yang dibagikan thewuhanvirus.com, sudah ada 77 negara terkena dampak wabah Covid-19.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Virus corona telah menewaskan lebih dari 3.100 jiwa.
Berdasar data yang dibagikan thewuhanvirus.com, sudah ada 77 negara terkena dampak wabah Covid-19.
Pada Selasa (3/3/2020), tercatat 92.152 kasus infeksi dikonfirmasi di seluruh dunia.
Lebih jauh, para peneliti saat ini memperkirakan, di antara 1.000 kasus, 5 hingga 40 kasus virus corona akan mengakibatkan kematian.
Melansir bbc.com, diperkirakan perbandingan tingkat kematian tercatat 9 dari 1.000 kasus atau sekira 1 persen.
Baca: RSUD Haulussy Ambon Sediakan Ruang Isolasi untuk Pasien Virus Corona, Ini Fasilitasnya
Baca: Ekonom INDEF Sebut Wacana Bonus Miliaran Rupiah bagi Influencer Tak Bisa Atasi Corona, Ini Alasannya
Sementara itu, Sekretaris Kesehatan Matt Hancock dari National Health Service (NHS) pada Minggu (1/3/2020) angkat bicara.
Berdasar hasil penilaian, kematian akibat wabah virus corona tercatat 2 persen.
"Dua persen, atau kemungkinan lebih rendah," terang Matt Hancock.
Tetapi penilaian tersebut tergantung pada sejumlah faktor.
Di antaranya yakni usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan sistem kesehatan yang dimiliki.
Seberapa Sulit Menghitung Angka Kematian?
Menghitung kasus virus corona itu rumit.
Diketahui, saat mengalami gejala menyerupai flu ringan, orang cenderung tidak mengunjungi dokter.
Hal itulah yang menyebabkan sebagian besar kasus virus corona tidak tercatat.
Perbedaan tingkat kematian yang diamati NHS diseluruh dunia tidak mungkin disebabkan oleh virus yang berbeda.
Berdasar hasil penelitian Imperial College, untuk menghitung kasus, negara dengan kemampuan mutakhir pun akan mengalami kesulitan.
Baca: Sekolah di Jaksel Diduga Libur karena Guru Suspect Corona, Kemenkes: Percikan Ludah Tak Mungkin 1 Km
Baca: Tren Jual Saham Diprediksi Terus Berlanjut Hingga Meredanya Isu Corona
Untuk diketahui, butuh waktu sebelum infeksi menuju penyembuhan atau kematian.
Jika semua kasus belum menjalankan 'program'nya, orang-orang akan meremehkan angka kematian.
Akibatnya, kasus-kasus yang diremehkan akan berakhir dengan kematian.
Ilmuwan Menggabungkan Bukti
Lebih lanjut, para ilwuman menggabungkan bukti tentang pertanyaan-pertanyaan soal gambaran kematian.
Jika hanya menggunakan data dari Hubei, di mana tingkat kematiannya jauh lebih tinggi daripada tempat lain di China, maka angka kematian keseluruhan terlihat lebih buruk.
Singkatnya, saat ini, ilmuwan memberikan kisaran serta perkiraan.
Bahkan, kisaran dan perkiraan itu tidak menjelaskan kisah lengkap kematian virus corona.
Hal ini karena tidak ada catatan kematian tunggal.
Baca: Viral Warga Kenakan Masker Gas untuk Tangkal Corona, Pemerintah: Berlebihan, Itu Buat Karnaval
Baca: Viral Warga Kenakan Masker Gas untuk Tangkal Corona, Pemerintah: Berlebihan, Itu Buat Karnaval
Risiko Kematian
Beberapa orang mungkin meninggal apabila terkena virus corona.
Di antaranya, orang tua, orang yang tidak sehat, dan mungkin pria.
Berdasar data analisis, lebih dari 44.000 kasus di Tiongkok.
Tingkat kematian tercapat sepuluh kali lebih tinggi pada orang tua dibandingkan dengan orang paruh baya.
Risiko yang Berbeda
Sekelompok pria berusia 80 tahun di Tiongkok memiliki risiko sangat berbeda dengan pria dengan usia yang sama di Eropa atau Afrika.
Prognosis ini juga tergantung dengan perawatan yang didapatkan.
Jika epidemi lepas lantas, sistem perawatan kesehatan akan dibanjiri dengan berbagai kasus.
Di area tertentu, tidak banyak unit perawatan intensif.
Lebih Berbahaya dari Flu?
NHS mengatakan, pihaknya tidak dapat membandingkan angka kematian karena banyak orang yang memiliki gejala flu ringan memilih tidak mengunjungi dokter.
Jadi, NHS tidak tahu berapa banyak kasus flu atau virus baru yang tercatat setiap tahun.
Lebih lanjut, setiap musim dingin, orang di Ingris meninggal akibat flu.
Seiring perkembangan data, para ilmuwan akan mengembangkan gambaran lebih jelas soal siapa yang lebih berisiko terjangkit virus corona jika Covid-19 merebak di Inggris.
WHO menyarankan, agar masyarakat melindungi diri dari semua virus yang menyerang pernapasan.
Selalu mencuci tangan, menghindari orang yang batuk dan bersin.
WHO juga mengingatkan untuk tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)