Soal Pasien Corona Kabur dari RS Persahabatan, Achmad Yurianto: Cuma Sehari Saja Kok Dibilang Kabur
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut pasien positif virus corona di RSUP Persahabatan bukan kabur.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto menyebut pasien positif virus corona di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, bukan kabur.
Menurut Achmad Yurianto, pasien tesebut hanya meninggalkan rumah sakit satu hari.
"Kabur cuma sehari saja kok dibilang kabur," kata Achmad Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (13/3/2020).
Baca: Cegah Penyebaran Corona, Semua Karyawan Twitter Wajib Kerja dari Rumah
Ia menjelaskan, pasien tersebut pulang ke rumahnya sebelum hasil laboratoriumnya keluar.
Untuk itu, ia menegaskan pasien tersebut tidak kabur dari RSUP Persahabatan
"Dia belum ketemu diagnosisnya terus pulang dulu. Bukan kabur, ya," jelasnya.
Baca: Cegah Penyebaran Corona, Ancol dan Ragunan hingga Monas Ditutup Sementara Selama Dua Pekan
Dikutip dari Kompas.com, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan, satu pasien positif Covid-19 kabur saat diisolasi di RSUP Persahabatan karena takut tertular pasien lainnya yang juga positif Covid-19.
Sebab, dalam satu ruangan isolasi di RSUP Persahabatan diisi lebih dari satu pasien.
Baca: Cara Ikut Mudik Gratis BUMN 2020 di Aplikasi JRku, Simak Syarat dan Ketentuannya
"Menurut dia, isolasi di RS Persahabatan lebih bahaya, lebih mungkin tertular karena satu ruangan untuk beberapa orang," ujar Suharti dalam rapat pembahasan kesiapan penanganan Covid-19 pada 10 Maret 2020.
Video rapat tersebut diunggah melalui akun resmi YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (12/3/2020).
Suharti berbicara tentang hal ini pada menit 43:02.
Berikut Data 35 Pasien Baru Positif Virus Corona
Pasien positif virus corona (Covid-19) di Indonesia bertambah sebanyak 35 orang pasien.