RSUP Persahabatan Rawat 26 Pasien Terkait Virus Corona, 6 Sudah Dinyatakan Sembuh
Rumah Sakit Umum (RSUP) Persahabatan Jakarta Timur hingga saat ini sudah merawat 26 pasien terkait virus corona atau Covid-19.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rumah Sakit Umum (RSUP) Persahabatan Jakarta Timur hingga saat ini sudah merawat 26 pasien terkait virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama RSUP Pershabatan Rita Rogayah mengatakan saat ini pihaknya masih merawat 20 pasien terkait virus corona atau covid-19.
"Pasien positif ada 14 pasien dan enam pasien kami masih menunggu hasilnya," kata Rita Rogayah kepada wartawan, Senin (16/3/2020).
Baca: BREKING NEWS: Pasien Sembuh Corona Beri Tips untuk Masyarakat
Rita menjelaskan enam pasien yang dirawat pihaknya merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Dari enam pasien tersebut, tiga pasien merupakan pasien rujukan dan kini dirawat di ruang ICU.
"Kalau kita lihat kasus yang kondisinya tidak baik ada penyakit penyerta, comorbid," kata Rita.
Sementara untuk pasien yang sudah sembuh virus corona, Rita menyebut sudah ada enam orang.
Itu berarti, total pasien di RS Persahabatan terkait covid-19 sudah ada 26 orang.
Baca: Kondisi Terkini Teja Paku Alam Usai Absen Bela Persib Bandung Lawan PSS Sleman
"Lima laki-laki dan satu perempuan. Semua WNI," katanya.
Seperti diketahui, per Minggu (15/3/2020), juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto kembali mengumumkan adanya tambahan pasien positif covid-19.
"Kita mendapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di Jakarta dan 2 di Jawa Tengah," kata Yurianto di Kantor Kepresidenan, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).
Baca: 3 Pasien Virus Corona yang Sudah Sembuh di RSPI Sulianti Saroso Diberi Oleh-oleh Jamu Racikan Jokowi
Yuri menambahkan kasus positif yang di Jakarta merupakan pengembangan dari kasus-kasus sebelumnya.
Itu berarti, total kasus postif virus corona di Indonesia bertambah menjadi 117 orang.
Namun, Yuri tidak memberikan detail soal 21 pasien tambahan. Dia hanya mengatakan bahwa ke-21 kasus tersebut merupakan data pada Sabtu (14/3/2020) sore.
"Per hari ini dari laboratorium yang saya terima sore belum. Kita memaklumi karena spesimen dari luar Jakarta itu kan kira-kira kalau pesawat baru sampai di sini pagi tadi ya, penerbangan pertama masuk itu kan pagi, mengalir terus sampai dengan siang. Nah ini baru dibawa ke Litbangkes, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan," tambahnya.
Alasan Jokowi tidak ambil lockdown untuk Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegaskan Indonesia belum akan memilih opsi lockdown sebagai antisipasi penularan virus corona (Covid-19).
Hal ini disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, pada Senin (16/3/2020) sekitar pukul 15.00 WIB.
"Sampai saat ini tidak ada kami berpikiran ke arah kebijakan lockdown," tegas Jokowi.
Baca: Jokowi Sudah Jalani Tes Corona, Ini Hasilnya
Baca: Jokowi Minta Layanan Publik, Kesehatan, dan Transportasi Tetap Diadakan
Ia menuturkan saat ini pemerintah tengah fokus dalam mengurangi mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain.
"Menjaga jarak dan mengurangi kerumunan orang yang membawa resiko lebih besar pada penyebaran Covid-19," ujarnya.
Sehingga Jokowi mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah.
"Kebijakan belajar, bekerja dan ibadah dari rumah perlu terus kami gencarkan untuk mengurangi adanya penyebaran Covid-19," jelasnya.
Arti Lockdown
Persebaran Covid-19 yang semakin meluas membuat beberapa negara melakukan lockdown.
Lockdown dilakukan sebagai upaya dalam meminimalisir terjadinya persebaran Covid-19 atau biasa dikenal virus corona.
Hingga saat ini, ada delapan negara yangs sudah melalakukan lockdown.
Diantaranya China, Italia, Filipina, Denmark, Irlandia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Apa itu lockdown?
Lockdown sendiri artinya kuncian.
Dikutip dari Cambridge, lockdown diartikan sebagai sebuah situasi di mana orang tidak diperbolehkan masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan bebas karena kondisi darurat.
Baca: BREAKING NEWS: Jokowi Tegaskan Pemerintah Daerah Tak Bisa Lockdown Tanpa Keputusan dari Pusat
Baca: BREAKING NEWS Jokowi Minta Daerah Tetap Sediakan Moda Transportasi
Dilansir theguardian.com, Jerman menyegel sebagian perbatasannya, melarang pendatang dari Prancis, Swiss, dan Austria mulai Senin (16/3/2020).
Sementara Denmark menjadi negara kedua setelah Italia yang memberlakukan lockdown, setelah mengonfirmasi 514 kasus Covid-19 di negaranya.
Mengikuti Italia, Spanyol juga melakukan lockdown selama 15 hari kecuali jika ingin membeli makanan atau obat-obatan, bekerja atau mencari perawatan medis.
Jumlah kematian Spanyol akibat virus Covid-19 meningkat dua kali lipat pada Minggu (15/3/23020), menjadi 288 lebih dari 8.000 orang dilaporkan terinfeksi.
Spanyol menempati urutan terburuk kedua setelah Italia, dimana lebih dari 1.400 orang telah meninggal dan lebih dari 21.000 terinfeksi sakit.
Media Jerman mengatakan tiga perbatasan utama negara itu akan ditutup.
Perlu diketahui, negara-negara tetangga seperti Denmark, Republik Ceko, dan Polandia telah menutup perbatasan mereka untuk wisatawan.
Di Austria bertemu lebih dari lima orang akan dilarang mulai Senin (16/3/2020).
Toko-toko yang tidak penting akan ditutup, begitu juga restoran, bar, taman bermain, dan tempat-dan tempat olahraga.
Kanselir Austria, Sebastian Kurz, memperingatkan minggu-minggu berikutnya akan "menantang, sulit, dan menyakitkan".
Lebih dari 800 orang telah terinfeksi dari populasi 8,8 juta dan satu orang meninggal.
Vienna telah melarang siapa pun masuk dari Inggris, Belanda, Ukraina, dan Rusia.
Di Perancis, 127 orang tewas.
Kafe, restoran, bioskop, dan sebagian besar toko tutup.
Layanan pesawat, kereta api, dan kereta antar kota berkurang mulai, Minggu, tetapi layanan Paris Métro akan berlanjut untuk saat ini, kata pemerintah.
Bulgaria mengatakan akan melarang penerbangan masuk dari Spanyol dan Italia.
Dengan infeksi meningkat secara eksponensial di banyak negara, para pemimpin G7 sedang mempersiapkan untuk mengadakan pertemuan puncak yang luar biasa melalui tautan video pada Senin.
Pertemuan ini dilakukan untuk mencoba mengoordinasikan respons finansial dan medis terhadap pandemi.
Perjalanan internasional dan pergerakan internal di banyak negara akan sangat dibatasi yang mulai berlaku selama beberapa hari mendatang.
Di China, pemerintah mengumumkan siapapun yang mendarat di Beijing mulai Senin akan dikarantina selama 14 hari di fasilitas pemerintah.
Siapa pun yang tiba di Australia akan diperintahkan untuk melakukan isolasi diri selama dua minggu.
Tak hanya itu, mereka juga terancam akan dikenakan denda jika tak melakukannya, kata pemerintah setempat.
Baca: Berduri, Ini Gambar Virus Corona Diperbesar, Bentuk Corona seperti Mahkota
Pada Sabtu, (14/3/2020) Amerika Serikat menambahkan Inggris dan Irlandia ke daftar negara-negara Eropa yang melarang adanya pendatang.
Filipina mencatat empat kematian akibat virus corona dan 29 kasus baru, menjadikan penghitungan infeksi domestik menjadi 140, dengan seluruh populasi ibu kota, Manila, ditempatkan di bawah “karantina masyarakat” selama sekitar satu bulan dimulai pada Minggu.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Yurika Nendri))