Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kunci Keberhasilan Merdeka Belajar
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah yang harus memastikan semua guru mendapat dan menerapkan hasil pelatihan.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah di era Merdeka Belajar.
Sebagai pemimpin pembelajaran, kepala sekolah yang harus memastikan semua guru mendapat dan menerapkan hasil pelatihan.
Termasuk menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif dan budaya baca, serta menciptakan keterbukaan, dan pelibatan masyarakat dalam peningkatan kualitas sekolah.
Demikian diutarakan Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation, M Ari Widowati, dalam siaran persnya yang menunjukkan diterbitkannya Buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dan Madrasah.
Buku yang ditulis oleh para jurnalis nasional tersebut diterbitkan Tanoto Foundation yang bekerja sama dengan Kemendikbud dan Kemenag, Selasa (17/03/2020).
Menurut Ari, isi buku ini memperlihatkan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Kunci Perubahan Pembelajaran
Sebelumnya pada tahun 2018, Tanoto Foundation melakukan pendataan awal yang dilakukan pada 28% sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR.
”Datanya hanya 32% kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan pembelajaran. Hal itu berdampak pada rendahnya implementasi pembelajaran aktif yang hanya dilaksanakan 22% guru,” kata Makinuddin Samin, Spesialis Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Tanoto Foundation.
Baca: DPR Akan Berikan Buku Panduan Penanganan Corona dari China kepada Kemenkes
Sekolah juga menjadi kurang mendorong dilaksanakannya budaya baca, masyarakat tidak terlibat aktif dalam program sekolah, dan kurangnya transparansi keuangan yang membuat rendahnya kepercayaan masyarakat pada sekolah.
Untuk mendukung perubahan di sekolah dan madrasah, Tanoto Foundation melatih dan mendampingi para kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengawas dari 440 sekolah dan madrasah.
Pelatihan dan pendampingan ini mendorong penerapan kepemimpinan pembelajaran dalam bingkai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Mereka juga dilatih untuk konsisten menerapkan pembelajaran aktif dengan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi (MIKiR) dan mengembangkan program budaya baca.
Hasilnya, dari Aplikasi Pemantauan Sekolah (APS) diperoleh data 81,4% kepala sekolah dan madrasah telah menerapkan kepemimpinan pembelajaran, meningkat dari sebelumnya hanya 32%.