Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Doa Malam Nisfu Sya‘ban Jatuh pada 8 April 2020, Berikut Amalan Sunah yang Dianjurkan

Doa-doa di malam Nisfu Sya'ban yang jatuh pada 8 April 2020, simak amalan sunah yang dianjurkan.

Penulis: Ayu Miftakhul
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Doa Malam Nisfu Sya‘ban Jatuh pada 8 April 2020, Berikut Amalan Sunah yang Dianjurkan
Freepik
Ilustrasi Bulan Sya'ban 

TRIBUNNEWS.COM - Umat Islam telah memasuki bulan Sya'ban yang jatuh pada Kamis (26/3/2020).

Pada bulan Sya'ban 1441 H, malam Nisfu Sya'ban jatuh malam Rabu, 8 April 2020.

Nisfu Sya'ban adalah peringatan pada 15 bulan Sya'ban atau kerap disebut sebagai malam pengampunan dosa.

Dikutip dari islam.nu.or.id, pada malam Nisfu Sya'ban pula buku catatan amal yang digunakan setiap tahun diganti yang baru.

Baca: Malam Nisfu Syaban Jatuh pada 8 April 2020, Inilah Amalan yang Dapat Dilakukan

Baca: Bacaan Niat Puasa Syaban dan 5 Amalan Sunnah yang Dilakukan Nabi Muhammad SAW

Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).

Sementara itu ada beberapa bacaan doa-doa yang bisa dibaca saat malam Nisfu Sya'ban.

Di malam Nisfu Sya'ban kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah agar dipanjangkan umurnya, dimurahkan rezeki, dan tetap beriman.

Berita Rekomendasi

Dikutip dari laman Nu Online, berikut doa-doa yang sebaiknya dilafalkan saat malam Nisfu Sya'ban.

Doa ini tertera dalam Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya

Selain itu juga dianjurkan untuk membaca kali Surat Yasin di sela-sela doa.

Syaban 1441 H,
Syaban 1441 H (NU.or.id)

Baca: 5 Amalan Sunnah Bulan Syaban 2020 Anjuran Nabi Muhammad SAW, Istighfar hingga Berpuasa

Sayyid Utsman bin Yahya menyebutkan doa yang dibaca saat malam nisfu Sya’ban:

اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ.

اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn.

Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.

Artinya, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.

Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”

Baca: Bacaan Doa Niat Puasa Senin Kamis, Beserta Manfaat untuk Kesehatan: Bisa Turunkan Berat Badan

Amalan Sunah di Bulan Sya'ban

Dikutip dari bincangsyariah.com, simak amalan sunah yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW untuk dilakukan saat bulan Sya'ban:

1. Membaca Salawat

Keutamaan bulan Syaban adalah adanya perintah untuk berselawat kepada Nabi.

Perintah tersebut ada dalam QS Al-ahzab ayat 56:

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُـوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا (الاحزاب:)

Artinya; “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Saw. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi Saw dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya

2. Membaca Istighfar

Membaca istighfar memiliki banyak manfaat bagi setiap umat islam.

Apalagi jika membaca istighfar di waktu-waktu yang dimuliakan Allah, seperti bulan Sya’ban dan malam Nisyfu Sya’ban.

Dalam kitabnya Ma Dza Fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas, juga menyebutkan manfaat lain dari membaca istighfar.

Di antaranya memberi kemudahan dalam rezeki, diberi jalan keluar dalam setiap kesulitan, hingga dilapangkan segala kesempitan.

Hadis riwayat Abu Daud, dari Nabi Saw. bersabda:

مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجاً ، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجاً ، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ

Artinya : “Barangsiapa yang senantiasa beristigfar maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar pada setiap kesulitan dan kelapangan dalam setiap kebingungan, dan memberikannya rezeki dari jalan yang tidak dia sangka.”

3. Puasa Sya’ban

Saat bulan Sya'ban umat muslim disuanahkan juga untuk berpuasa.

Dikutip dari NU Online, puasa Sya’ban termasuk puasa yang paling banyak keutamaan dan sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Bahkan Rasulullah SAW sendiri sangat senang melakukan puasa Sya’ban dan memperbanyak puasa di bulan tersebut.

Syeikh Nawawi al-Bantani dalam Nihayatul Zein mengatakan:

صوم شعبان لحبه صلى الله عليه وسلم صيامه فمن صامه نال شفاعته صل الله عليه وسلم يوم القيامة

Artinya “Puasa Sya’ban (disunnahkan) karena Rasulullah SAW menyukai puasa pada bulan itu. Siapa yang puasa Sya’ban, dia akan memperoleh syafaat Rasulullah SAW di hari akhirat kelak.”

Baca: Bagaimana Aktivitas Ibadah Puasa dan Tarawih di Tengah Wabah Corona? Begini Fatwa dari MUI

4. Membaca Syahadat

Sayyid Muhammad Alwi dalam kitabnya Ma Dza fi Sya’ban menjelaskan untuk memperbanyak kalimat syahadat.

Apalagi membaca syahadat pada waktu-waktu yang mulia seperti Sya'ban.

Hadis riwayat al-Thabarani, Ibn Mardawih dan al-Dailami dari Jabir bin ‘Amr, dari Nabi Saw bersabda:

اَفْضَلُ الِّذكْرِ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاَفْضَلُ الدُّعَاءِ الِاسْتِغْفَارُ

Artinya: "Paling utamanya zikir adalah Laa ilaaha illa allaha dan paling utamanya do’a adalah istighfar."

5. Membaca Al-Qur’an

Kemuliaan bulan Sya'ban juga bisa didapatkan dengan memperbanyak membaca al-quran.

Membaca alquran memang selalu di anjurkan setiap saat, namun akan sangat dianjurkan pada momen-momen mulia.

Beberapa sahabat Nabi Muhammad Saw menamakan bulan Sya’ban sebagai bulan Alquran.

Untuk artikel yang lebih lengkap silakan klik tautan berikut ini: Klik di Sini

(Tribunnews.com/ Ayumiftakhul)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas