Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni: Pengusaha Warteg Bingung
Saya amati, dibanding krisis moneter 1998, ini bakal lebih dahsyat karena virus corona
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan wartawan Tribunnews.com,Lucius Genik
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Ketua Koordinator Warteg Nusantara Mukroni mengungkap, hampir semua pengusaha informal terimbas kebijakan physical distancing sebagai upaya mencegah penularan pandemi virus corona (Covid-19).
Tak terkecuali pengusaha warteg di ibu kota dan sekitarnya. Mukroni mengaku para pengusaha warteg kini menjadi serba salah, mudik atau tidak pada Hari Raya tahun ini.
Mukroni mengungkapkan, baru-baru ini banyak warteg kecil di wilayah Jabodetabek, khususnya Jakarta banyak yang mulai tutup.
Bila dihitung dari tingkat persentasenya, angka warteg kecil yang tutup berada di kisaran 10 hingga 15 persen.
Baca: PT KAI Daop I Batalkan 28 Perjalanan KA Jarak Jauh Periode 1 April Hingga 1 Mei 2020
Penyebab warteg kecil tutup lantaran mayoritas pelanggan warteg yang berasal dari kalangan menengah ke bawah pun mulai berhenti bekerja.
Baca: Update Corona 29 Maret 2020 Dunia: Amerika 100 Ribu Kasus Lebih, China Paling Banyak Sembuh
Pengusaha warteg banyak merugi. Bisnis makanan, apabila tidak laku dalam satu hari maka akan hangus. Warteg kecil tak mampu bertahan dan memilih untuk tutup.
Mukroni mengatakan, minimnya pemasukan dan mahalnya biaya operasional warteg menjadi penyebab mayoritas warteg kecil di Jabodetabek tutup.
"Karena pendapatannya kurang, income yang didapat pun akhirnya untuk bayar listrik, untuk mempersiapkan dagangan lagi. Jadinya hanya untuk operasional saja," kata Mukroni kepada Tribun, Jumat (27/3).
Baca: Cara Daftar SNMPTN 2020 untuk KIP Kuliah Ditutup 31 Maret, Akses kip-kuliah.kemendikbud.go.id
Berikut petikan wawancara lengkap Tribun dengan Mukroni.
Dampak bagi pengusaha warteg terkait dengan wabah Covid-19 ini?
Cukup besar. Saya amati, dibanding krisis moneter 1998, ini bakal lebih dahsyat pengaruhnya.
Karena sekarang orang pada takut keluar, artinya mereka tidak kerja. Para pelanggan warteg seperti supir, ojol, pokoknya kelas menengah ke bawah.
Mereka tidak masuk kerja, pendapatan warteg terus merosot.
Baca: 5 Orang di Tasikmalaya Positif Corona, Warga Pendatang yang Tak Ada Urusan Penting Akan Diusir
Terus yang kedua langganan yang punya duit juga sekarang susah. Kalau dulu warteg masih berkibar, karena murah makanannya di sana.
Baca: Cegah Corona & Hibur Masyarakat, Finalis AFI 1 Kompak Nyanyi di Rumah, Lihat Penampilan Mereka Kini
Berapa rata-rata penghasilannya warteg di tengah wabah covid ini?
Masing-masing pendapatannya. Kalau warteg kecil pastinya di angka Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Punya masing-masing lah (pendapatan).