Ahli Seksologi Naek L Tobing Meninggal Dunia, Dokter Boyke: Sekarang Saya Sendirian
Dokter Boyke mengaku dirinya merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya ahli seksologi dokter Naek L Tobing.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Boyke Dian Nugraha mengaku dirinya merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya ahli seksologi dokter Naek L Tobing.
Seksolog senior tersebut sudah dianggap sebagai kakak sekaligus guru bagi dokter Boyke Dian Nugraha.
"Saya betul-betul kehilangan banget, kehilangan kakak saya, guru saya," ungkap dokter Boyke kepada Tribunnews.com, Senin (6/4/2020).
Bagi dokter Boyke, ini merupakan kali kedua dirinya kehilangan rekan kerja.
Baca: Ketakutan Petugas Kali Pertama Makamkan Jenazah Covid-19, Kini Terbiasa Hingga Harus Gali 20 Liang
Pertama, saat dokter muda yang juga fokus pada kesehatan seksual dr Ryan Thamrin atau dr Oz meninggal dunia pada 2017 lalu karena penyakit lambung.
"Dokter Daeng dan dokter Oz dua orang yang deket untuk masalah kesehatan seks. doketr Oz lebih muda dari saya tapi Tuhan sudah memanggil lebih dulu, kemudian sekarang dr Naek L Tobing" kata dokter Boyke.
Baca: Hindari Polisi yang Bubarkan Sabung Ayam, Pria di Madiun Tewas Tenggelam di Sungai
Dokter Boyke merasa kini tidak ada lagi teman satu profesi yang konsen pada kesehatan seksua.
Terlebih belum ada lagi nama dokter-dokter muda yang fokus pada kesehatan seksual.
"Saya benar-benar kehilangan banget, saya dulu bertiga dokter Oz, saya, dokter Naek sekarang saya sendirian. Padahal saya kan ada umur juga, aturan pemuda-pemuda ini tapi belum ada menyukai seks mungkin ini tabu ya," ungkap dokter Boyke.
Baca: Meninggal Dunia, Ahli Seksologi Naek L Tobing Dinyatakan Positif Virus Corona
Diketahui, dokter Naek L Tobing meninggal Senin (6/4/2020) pagi.
Dikabarkan almarhum positif terjangkit virus corona (Covid-19) berdasarkan pemeriksaan tes swab yang sudah dijalaninya.
Profil almarhum
Dikutip dari wikipedia, Naek L Tobing atau lengkapnya Naek Lumban Tobing lahir di pulau Samosir, Tapanuli, 14 Agustus 1940 lalu.
Dia adalah salah seorang tokoh ahli seksologi yang terkenal.
Dia juga pengarang dari buku Masalah dan Solusi (1994), Seks Pranikah, Seks Extramarital, dan Membangun Keharmonisan Suami-Istri.
Kerap tampil mengisi rubrik seksologi di berbagai majalah dan surat kabar nasional.
Selain itu juga sering diundang sebagai pembicara dalam acara rubrik kesehatan yang berkaitan dengan masalah seksologi di berbagai stasiun televisi maupun radio di seluruh Indonesia.
Positif Covid-19
Sementara, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Halik Malik membenarkan kabar meninggalnya dr Naek L Tobing.
Dipastikan dr Naek meninggal karena Covid-19 berdasar hasil tes swab.
"Iya (meninggal). Barusan dikonfirmasi oleh ketua IDI cabang Jaksel, benar dr Naek L Tobing ahli kesehatan jiwa meninggal tadi pagi di RSPP Jakarta, sudah tes swab Covid-19 dan hasilnya positif," katanya kepada Tribunnews.com melalui telepon.
Berdasarkan keterangan Halik Malik, jenazah dr Naek L Tobing langsung dimakamkan hari ini.
Hobi Bermain Saham
Selain ahli seksologi, semasa hidup, dr Naek L Tobing juga bermain saham.
Dikutip dari Kontan, dr Naek mengatakan bermain saham merupakan hobinya.
Meski sekedar hobi, dr Naek juga tetap mengejar keuntungan.
Karena itu, seksolog kondang itu tak segan mengembangkan pengetahuan seputar investasi saham.
Bekal pengetahuan dia yakini menjauhkan kerugian dari berinvestasi saham.
Saban pagi, ia memonitor 30 saham yang menurutnya memiliki kinerja fundamental bagus.
“Berbekal pengetahuan, investasi untung, burung pun bisa tetap tegang,” seloroh dr Naek dalam wawancara dengan Kontan di tahun 2011.
Naek mulai bermain saham saat krisis keuangan global tahun 2008 lalu.
Saat itu, ia mengoleksi saham-saham komoditas.
Namun, krisis utang sejumlah negara Eropa membuat saham-saham komoditas berguguran.
Tak mau merugi lebih besar lagi, ia pun segera menukar saham-saham koleksinya.
Agustus 2011 lalu, lelaki kelahiran Tapanuli ini mengganti saham komoditasnya dengan saham perusahaan yang berorientasi di pasar domestik.
“Saya tukar semuanya, kecuali satu saham yang masih saya pegang,” ujar Naek.
“Bulan lalu masih untung, tapi bulan ini rugi sedikit,” ungkap kakek 11 cucu ini tanpa menyebut nilai kerugiannya.
Oh, iya, total dana yang dia investasikan di bursa saham tak sedikit, lo, mencapai miliaran rupiah.
Modal untuk investasi saham ini berasal dari penghasilan sampingan, baik honor menulis artikel atau menjadi pembicara seminar.
Hasilnya lumayan.
“Kemarin saya baru saja mendapat dividen Rp 97 juta,” tutur dia.
(Tribunnews.com/Inza Maliana/Daryono) (Kontan)