Seabad Lalu Dunia Pernah Alami Wabah Lebih Parah dari Corona, Picu Kematian 100 Juta Orang
Penutupan sekolah memiliki efek mendalam, dari pengurangan signifikan, pasalnya Flu Spanyol lebih banyak menyerang anak muda saat itu
Editor: Eko Sutriyanto
Sebuah penelitian tahun 2007 yang diterbitkan dalam jurnal sains JAMA.
Melihat kota di AS selama pandemi dalam tiga kategori besar, penutupat tempat umum, pembatalan pertemuan publik, isolasi dan karantina.
Para peneliti menemukan 43 kota diperiksa setiap lokasi mengadopsi langkah-langkah tersebut.
Namun penutupan sekolah memiliki efek mendalam, dari pengurangan signifikan, pasalnya Flu Spanyol lebih banyak menyerang anak muda saat itu.
Negara yang bertindak paling cepat dalam melakukan lockdown memiliki penundaan paling baik, dengan tingkat kematian paling rendah.
Sementara itu langkah ini juga diterapkan oleh China saat negaranya pertama kali mengalami pandemi tersebut.
Hasilnya, adalah kini China menjadi negara paling sukses dalam menangani pandemi tersebut.
Beberapa pedoman mungkin diambil dari kasus Flu Spanyol, karena hubungan yang signifikan. secara statistik intervensi non-farmasi dan pengurangan total angka kematian.
Kota dengan tindakan lockdown terpanjang, mengalami paling sedikit kematian.
Temuan ini menunjukkan langkah non-farmasi juga perlu dipertimbangkan dalam melakukan upaya pencegahan pandemi.
Selaras dengan langkah sebelum vaksinnya ditemukaan. (intisarionline/Afif Khoirul)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Lebih Buruk dari Corona, Dulu Pandemi Ini Tewaskan 100 Juta Penduduk Dunia, Dihentikan Tanpa Vaksin