Belva Mundur sebagai Stafsus, Ekonom: Milenial Harus Punya Integritas
Bhima pun mengapresiasi langkah yang diputuskan Belva untuk memilih hengkang dari lingkaran pemerintahan
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Bhima pun menegaskan bahwa ajakan debat terbuka ini merupakan inisiatif pribadinya sebagai seorang Ekonom tanpa membawa lembaga yang selama ini menaunginya.
"Saya nggak pakai nama lembaga (di mana saya bekerja) ya, ini tanggung jawab pribadi sebagai ekonom saja. Saya sudah berusaha kontak via media sosial dan kontak langsung tapi masih menunggu jawaban," ujar Bhima, Minggu (19/4/2020).
Menurut Bhima, penting bagi publik untuk mengetahui seperti apa ide-ide yang bisa dimunculkan oleh salah satu stafsus milenial ini.
Terlebih dalam situasi menghadapi pandemi corona.
"Iya, sebagai perwakilan milenial dan cukup dekat dengan presiden, saya kira penting bagi publik untuk menilai gagasan dari stafsus milenial di tengah Covid-19," jelas Bhima.
Selain itu, Bhima juga tertarik dengan posisi yang kini dipegang oleh Belva yang belum melepaskan jabatan strategisnya di Ruangguru, padahal sudah masuk ke dalam pemerintahan.
Perlu diketahui, Skill Academy by Ruangguru menjadi salah satu dari 8 digital platform yang ditunjuk pemerintah untuk mengisi pelatihan pada program Kartu Pra Kerja.
"Kemudian terkait indikasi adanya konflik kepentingan, antara CEO sebuah platform yang dijadikan mitra pemerintah dalam program Kartu Pra Kerja, dan posisinya juga sebagai staf kihusus presiden," kata Bhima.
Bhima pun mengaku benar-benar ingin mengetahui seperti apa perspektif Belva dalam memandang tata kelola sistem pemerintahan.
Karena menurutnya, biasanya para kaum milenial selalu kritis dalam menyampaikan kritik untuk merubah birokrasi menjadi lebih baik.
"Ini cukup menarik bagaimana milenial memandang governance, praktik tata kelola yang baik, karena milenial dikenal sebagai kelompok sosial yang progresif, kritis dan menginginkan perubahan birokrasi, bukan menjadi oligarki baru," tegas Bhima.
Ia pun kemudian membandingkan sikap Belva dengan Nadiem yang rela melepas jabatannya sebagai CEO Go-Jek saat masuk dalam jajaran kabinet dan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Karena ia menilai, tidak ada lagi konflik kepentingan ketika Nadiem memilih untuk hengkang dari decacorn itu.
"Nadiem lepas jabatan (di Go-Jek), ya harusnya begitu, itu yang ideal karena nggak ada konflik kepentingan," pungkas Bhima.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.