Menag Fachrul Razi: Mudik Membawa Benih Penyakit ke Kampung, Mudharatnya Lebih Banyak
Menteri Agama, Fachrul Razi memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mudik di tengah pandemi virus corona.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Agama, Fachrul Razi memberikan imbauan kepada masyarakat terkait mudik di tengah pandemi virus corona.
Fachrul Razi meminta masyarakat tidak mudik ke daerah asal, untuk menghindari penyebaran virus corona yang semakin luas.
Masyarakat diminta tetap berada di rumah sesuai kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah.
“Jadi kita tetap melaksanakan wajib dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan kita. Tapi kita di rumah saja, enggak usah mudik,” ujar Fachrul Razi, dikutip dari laman resmi kemenag.go.id, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, mudik akan menjadi hal yang merugikan bagi orang lain di situasi sekarang.
“Karena mudik itu, selalu kita garis bawahi, mudharatnya lebih banyak di situasi saat ini,” jelasnya.
Ia menyampaikan, para pemudik tidak menyadari apabila membawa benih menyakit ke daerah asal.
“Jika kita mudik, tanpa kita sadari membawa benih-benih virus ke kampung. Di kampung juga kita harus diisolasi. Mudharatnya lebih banyak dari manfaatnya,” terangnya.
Mengenai keputusan Presiden Jokowi yang melarang semua masyarakat untuk mudik, Fachrul Razi menyebut pihaknya sangat setuju.
“Kemenag setuju sekali dengan keputusan ini. Penetapan larangan mudik ini ditetapkan pemerintah akan mulai diberlakukan sejak awal Ramadan,” ungkapnya.
Baca: Mudik Dilarang, Mabes Polri Pastikan Tidak Ada Penutupan Tol dan Jalan Arteri
Baca: Maju Mundur Sikap Jokowi Soal Mudik: Awalnya Boleh, Melarang Sebagian, hingga Putuskan Melarang
Baca: PKB Minta Tak Ada Larangan Mudik, Luhut : Tidak Bisa, Sudah Cukup Kami Ambil Risiko
Ia pun berharap, larangan mudik ini tidak mengganggu semangat beribadah di bulan Ramadan.
”Jangan siap-siap pulang ke kampung. Kita siap-siap saja berbuka puasa, makan sahur, tarawih, tadarus, di rumah saja."
"Kemenag mendukung sekali pelarangan (mudik) dilakukan awal ramadan. Mudah-mudahan tidak mengurangi semangat dan kegairahan di bulan Ramadan,” imbuh Fachrul Razi.
Jokowi Larang Masyarakat Mudik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah melarang semua masyarakat untuk mudik.
Keputusan tersebut diambil Jokowi, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona ke berbagai daerah.
Ia meminta para menteri kabinet Indonesia maju untuk mempersiapkan kebijakan larangan mudik tersebut.
"Mudik semuanya akan kita larang, oleh sebab itu persiapan-persiapan yang berkaitan dengan ini harus mulai disiapkan," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/4/2020).
Keputusan Jokowi tersebut berdasarkan hasil kajian di lapangan, yang menunjukkan banyaknya orang yang akan mudik.
"Hasil kajian di lapangan, dari survey yang dilakukan Kementerian Perhubungan, disampaikan bahwa yang tidak mudik 68 persen, yang bersikeras mudik 24 persen, yang sudah mudik 7 persen."
"Artinya masih ada angka yang sangat besar yaitu 24 persen tadi," jelasnya.
Pertimbangan selanjutnya, pemerintah juga sudah menerapkan jaring pengaman sosialnya untuk menghadapi pandemi virus corona.
Pihaknya telah menyalurkan bantuan kepada warga yang membutuhkan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Bansos sudah mulai dilaksanakan kemarin, pembagian sembako untuk Jabodetabek, kartu pra kerja sudah mulai berjalan, minggu ini bansos tunai sudah dikerjakan," ungkapnya.
Baca: Mudik Lebaran Resmi Dilarang Jokowi, Menko Luhut Ungkap Sanksi Bagi yang Nekat Berlaku Mulai 7 Mei
Baca: Jokowi Larang Masyarakat Mudik, Sudjiwo Tedjo : Ini Baru Presiden, Salut
Baca: Pelarangan Mudik: Polisi Ingin Akses Jalan Tol Ditutup tapi Ini Kata Luhut
Jokowi juga menyinggung soal larangan mudik bagi aparatur sipil negara (ASN) sebelumnya.
"Dari sinilah saya mengambil keputusan, setelah larangan mudik bagi ASN, TNI/Polri, BUMN, sudah kita laksanakan," imbuh Jokowi.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.