Arief Budiman Berpulang, Selamat Jalan Pejuang Demokrasi
Dikenal aktif menulis, sebelum meninggal Arief Budiman menderita sakit stroke lama dan parkinson.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh cendekiawan yang juga dikenal sebagai kakak kandung tokoh pergerakan Soe Ho Gie, Soe Ho Djien yang dikenal dengan nama Arief Budiman, berpulang di rumahnya di Salatiga, Kamis (23/4/2020).
Arief Budiman sudah lama mengidap penyakit komplikasi dan parkinson. Di rumahnya ia ditemani oleh istrinya yang sangat setia, Leila Ch Budiman, yang dikenal sebagai pengasuh rubrik konsultasi psikologi di Harian Kompas.
Menurut Direktur Biro Promosi, Humas, dan Alumni Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Rini Kartika Hudiono, Arief Budiman pernah tercatat sebagai dosen di UKSW Salatiga dan aktif mengajar sekitar tahun 1991-1994.
"Beliau sudah sakit stroke lama dan parkinson," ungkapnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (23/4/2020).
Selain mengajar mata kuliah umum, di UKSW Arief menyampaikan mata kuliah khusus seperti filsafat.
Baca: Si Cantik Ika Dewi, Nekat Jadi Relawan Pengemudi Mobil Jenazah Covid-19 Tanpa Izin Orang Tua
Mantan anak didik Arief Budiman yang sekarang menjadi Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit mengungkapkan, sosok Arief Budiman merupakan pribadi hebat.
"Beliau itu yang saya ingat ketika mengajar cara bicara atau penyampaian mata kuliah sangat sistematis," katanya.
Dance bercerita, penyebab meninggalnya Arief Budiman selain usia yang sudah lanjut yakni 79 tahun, lantaran menderita sakit dan diduga menyebabkan beliau mengalami gagal nafas.
"Tadi saya dapat kabar meninggalnya beliau dari Prof Hendrawan Supratikno dulu dosen UKSW yang sekarang menjabat anggota DPR RI. Pak Arief meninggal sekitar pukul 11.40 WIB di RS Ken Saras, Kabupaten Semarang," ujarnya
Arief Budiman dikenal sebagai aktivis angkatan 1966 yang selalu konsisten memperjuangkan demokrasi dan membela kaum marjinal.
Dilansir dari Harian Kompas, 30 Oktober 1994, Arief Budiman lahir di Jakarta pada 3 Januari 1941 dengan nama Soe Hok Djin.
Sejak muda ia terlibat aktif dalam gerakan antikemapanan seperti penandatanganan Manifes Kebudayaan, demonstrasi tahun 1966 yang penuh mitos, Golput pada tahun 1971 dan lain-lain.
Sikapnya Teguh
Ayahnya seorang wartawan bernama Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa Arief aktif dalam kancah politik ikut menentang Lekra.