Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jika Corona Belum Pulih, Belajar dari Rumah hingga Akhir Tahun, Bagaimana Nasib Siswa di Pedalaman?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun ini.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Jika Corona Belum Pulih, Belajar dari Rumah hingga Akhir Tahun, Bagaimana Nasib Siswa di Pedalaman?
banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, Sulaiman Kurdi melihat kondisi pendidikan di Dusun Ambatunin, Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalsel 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun ini.

Skenario tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan pandemi corona di Indonesia berlangsung hingga akhir 2020.

"Kami telah siapkan skenario jika Covid-19 sampai akhir tahun, maka semua siswa Belajar dari Rumah selama satu semester penuh," ujar Plt. Dirjen PAUD Dikdasdikmen Hamid Muhammad saat dihubungi,Sabtu (25/4/2020).

Hamid mengatakan, pelaksanaan Belajar dari Rumah akan terus berlangsung sampai Pemerintah mencabut keadaan darurat Covid-19.

Terdapat skenario lain pelaksanaan Belajar dari Rumah di tanah air selain hingga akhir tahun.

"Skenario pertama, jika Covid-19 berakhir akhir Juni, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran baru minggu ketiga Juli," ucap Hamid.

Baca: Larangan Mudik Bisa Sampai Akhir Tahun, Mahfud MD Tegaskan Berlaku di Seluruh Indonesia

Baca: Kumpulkan Donasi Rp. 771 Juta, Rhoma Irama: Mari Antisipasi Virus Corona dengan Perjuangan dan Doa

Sementara skenario kedua adalah jika Covid-19 berlangsung sampai September, siswa Belajar dari Rumah sampai September dan selebihnya masuk sekolah.

Berita Rekomendasi

Hamid mengatakan, pihaknya terus melihat perkembangan pandemi corona di Indonesia, sebelum memutuskan membuka kembali sistem sekolah langsung.

Saat siswa-siswi belajar di bangunan darurat SDN Kujuwongga, Desa Lidi, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, NTT, Kamis (9/1/2020).(Dokumen sekolah)
Saat siswa-siswi belajar di bangunan darurat SDN Kujuwongga, Desa Lidi, Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, NTT, Kamis (9/1/2020).(Dokumen sekolah) ()

Tak Miliki Perangkat Pendukungm Siswa di Pedalaman Tak Belajar di Rumah

Saat ini sekolah yang menerapkanpembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen.
Sementara sisanya tidak melaksanakan Belajar Di Rumah karena tidak memiliki perangkat pendukung.

"Di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19. Jadi kecil 2,4 persen itu. Ada yang online ada yang offline," pungkas Hamid.

Nah, bagaimana nasib siswa di pedalaman jika kebijakan belajar di rumah diterapkan hingga akhir tahun?

Legislator Golkar Hetifah Sjaifudian menilai skenario tersebut sudah bagus demi mengantisipasibpandemi virus corona (Covid-19) yang tidak tahu kapan berakhir.

Baca: Telpon Jokowi dan Presiden Negara Lainnya Janji Beri Ventilator, Donald Trump Dikritik

Baca: Zaskia Gotik Dinikahkan Sang Ayah Tanpa Penghulu, Ini Penjelasan Ketua KUA

"Kalau menurut saya baiknya kita antisipasi saja. Sudah bagus Kemendikbud menyiapkan beberapaskenario, karena memang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir atau puncaknya Covid-19 ini," ujar Hetifah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (25/4/2020).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas