Intelijen Waspadai Serangan Teror di Bulan Ramadan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai pergerakan kelompok terorisme di bulan Ramadan.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewaspadai pergerakan kelompok terorisme di bulan Ramadan.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamli mengatakan berdasarkan pengalaman di bulan ramadan kelompok terorisme kerap beraksi.
"Kita waspada terus. Seluruh komunitas intelijen waspada, karena ada tren sejak tahun 2000, kelompok teror melakukan serangan di bulan puasa," ujar Brigjen Pol Hamli dalam seminar online yang dihelat The Indonesia Intelligence Institute (6/5/2020).
Baca: Sepasang Kekasih Digerebek di Kamar Kos Hingga Malam, Alasannya si Cewek Antarkan Makanan Sahur
Selain itu, intelijen juga mewaspadai serangan di era pandemi Covid 19.
"Densus 88 alhamdulillah berhasil membongkar rencana itu dan menemukan bahan peledak dalam jumlah yang besar, "ujar Hamli.
Serangkaian penangkapan telah dilakukan Densus 88 mulai dari Sidoarjo, Surabaya, hingga Serang Banten.
Baca: Hakim Minta Jaksa Hadirkan Saksi Kunci di Sidang Novel Baswedan
Pembicara lainnya Sofyan Tsauri menyatakan ada wacana di grup jihadis untuk melakukan serangan.
"Ada yang ingin mengacaukan Indonesia di sela-sela isu Corona, " ujar mantan narapidana terorisme tersebut.
Selain itu, Sofyan juga mengingatkan ada sekelompok teroris yang menyebarkan kebencian terhadap etnis tertentu.
"Mereka memprovokasi agar etnis itu diserang karena dianggap sebagai penyebar virus Corona," ujar Sofyan.
Baca: Jaksa Tuntut Anggota PDIP Saeful Bahri 2 Tahun 6 Bulan Penjara
Pembicara lainnya, Ridlwan Habib menilai kerjasama lintas instansi harus dilakukan untuk mencegah terorisme di era pandemi.
"Ada prinsip cakrabyuha intelijen yakni kerjasama semua lembaga intel, "ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Ridlwan menilai Kepala BNPT yang baru, Irjen Pol Boy Rafli Amar mampu mengajak berbagai ormas untuk terlibat mencegah teror.
"Perang melawan ideologi terorisme tidak bisa hanya oleh pemerintah saja, masyarakat harus terlibat," katanya.