KSP Bantah Program Kartu Prakerja Proyek Nepotisme
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) membantah tuduhan yang menyebut program Kartu Prakerja merupakan sebuah proyek nepotisme.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Adi Suhendi
"Ini yang harus didahulukan dulu, oleh karena itu (anggaran) 100 persen untuk bansos, bukan khusus (Kartu Prakerja) yang tidak karuan itu," kata Faisal Basri.
Faisal Basri pun berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) cepat turun tangan mengatasi persoalan Kartu Prakerja yang tidak tepat sasaran dan tidak dibutuhkan masyarakat saat ini.
"Ini tanggungjawab Presiden karena sudah lintas kementerian dan Presiden harus bisa mengurai persoalan seperti ini," katanya.
Baca: Yadi Sembako Terjun ke Dunia Tarik Suara Berkat Gus Anom
Diketahui, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk Kartu Prakerja Rp 20 triliun.
Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari rencana awal Rp 10 triliun lantaran program tersebut kini beralih haluan dari program jaring pengaman untuk pencari kerja menjadi bantuan sosial bagi pihak-pihak yang kehilangan pekerjaan di tengah pandemik virus corona.
Baca: Imbas Pandemi Virus Corona, Program Bayi Tabung Irwansyah dan Zaskia Sungkar Tertunda
Alokasi anggaran Kartu Prakerja itu memiliki porsi sekitar 4,9 persen dari total keseluruhan anggaran pemerintah untuk penanganan pandemi yang sebesar Rp 405,1 triliun.
Dari jumlah anggaran sebesar Rp 20 triliun itu, Rp 19,88 triliun digunakan untuk manfaat dan insentif kepada masyarakat yang nominalnya masing-masing Rp 3,55 juta untuk 5,6 juta peserta yang mendaftar di prakerja.go.id dan dipilih acak sesuai sistem Kartu Prakerja. Sisanya, digunakan untuk operasional program.