Kisah Perbudakan ABK Indonesia, Mencoba Melawan, Disiksa Tewas dan Mayat Disimpan di Pendingin
Kisah perbudakan di kapal, ABK berontak dan meloncat dari kapal, penyiksaan hingga tewas berujung mayat disimpan di pendingin di buang ke laut
Editor: Putradi Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM - Kisah perbudakan di kapal, ABK berontak dan meloncat dari kapal, penyiksaan hingga tewas berujung mayat disimpan di pendingin di buang ke laut.
"Teman saya meninggal karena disiksa lalu disimpan sebulan di tempat pendingin ikan dan dibuang ke laut. Sementara, kami berempat tidak tahan dipukul, disiksa, akhirnya kami selamat dengan melompat dari kapal, 12 jam terombang-ambing di laut", demikan klaim Mashuri, seorang ABK ( anak buah kapal) Indonesia.
Mashuri bekerja di kapal "purse seine" atau pukat cincin Fu Yuan Yu 1218 berbendera China.
Dia bersama teman WNI lainnya mengaku mengalami apa yang dia sebut "perbudakan".
Hal itu ia rasakan selama enam bulan di atas kapal.
Dikutip dari Kompas.com, ABK ini mengaku dirinya disalurkan oleh agen PT Mandiri Tunggal Bahari atau MTB yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah.
MTB adalah perusahaan yang juga menyalurkan Herdianto.
Ia adalah ABK Indonesia yang meninggal dan dilarung di laut Somalia oleh kapal berbendera China bernama Luqing Yuan Yu 623.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.