Alasan Iman Brotoseno Non-Aktifkan Akun Twitter: Berpotensi Jadi Bahan Framing
Iman Brotoseno telah ditetapkan sebagai Direktur Utama Pengganti Antarwaktu (Dirut PAW) LPP TVRI periode 2020-2022, Selasa (26/5/2020).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Iman Brotoseno telah ditetapkan sebagai Direktur Utama Pengganti Antarwaktu (Dirut PAW) LPP TVRI periode 2020-2022, Selasa (26/5/2020).
Namun belum sepekan Iman Brotoseno terpilih, tiba-tiba akun Twitter Iman @imanbr nonaktif.
Ketika dikonfirmasi perihal nonaktifnya akun Twitter miliknya, Iman Brotoseno membenarkan.
Dia beralasan agar fokus dalam bekerja.
"Biar fokus kerja saja," ujar Iman Brotoseno, ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (31/5/2020).
Baca: Bacaan Niat Puasa Syawal dan Doa Buka Puasa, Lengkap dengan Tata Caranya
Alasan lain menonaktifkan akun Twitternya, kata dia, karena berpotensi untuk menjadi bahan framing oleh pihak lain.
"Soalnya sekarang malah berpotensi terus menjadi bahan untuk memframing. Tidak baik saya rasa," ungkapnya.
Disinggung siapa pihak yang berusaha memframing dirinya, Iman mengatakan ada banyak pihak.
"Banyak (yang memframing)," katanya.
Baca: Komite Penyelamat TVRI Kecam Keputusan Dewan Pengawas Tunjuk Iman Brotoseno Jadi Dirut
Kemudian dia memberikan suatu link berita dimana berisikan cuitan Roy Suryo yang mengomentari cuitan miliknya di masa lampau terkait Gerwani.
Sebelumnya diberitakan, Dirut TVRI yang baru terpilih, Iman Brotoseno menjawab tudingan Roy Suryo soal PKI.
Baca: Ketua Dewan Pengawas TVRI Sebut Masa Lalu Iman Brotoseno Sudah Tutup Buku
Ia pun menjawab sindiran Roy Suryo terkait twit Iman di masa lalu mengenai Gerwani.
Berikut pernyataannya tertulis yang disampaikan kepada wartawan, termasuk Tribunnews.com :
Soal tuduhan dari Roy Suryo dalam Kultwit itu.
Itu kan merupakan rangkaian kultwit dari bedah buku Memahami Konroversi sejarah Orde Baru dimana merangkum berbagai sejahrawan seperti Taufik Abdullah, Anhar Gonggong, Asvi Warman Adam dll.
Terlebih kalau melihat rekam jejak saya, saya terbiasa bicara tentang sejarah. Karena saya memang penyuka sejarah.
Tulisan saya banyak, tidak saja soal sejarah.
Tapi juga soal Islam dan Kebangsaan. Saya selalu berprinsip dengan sejarah kita melihat cermin kita sendiri.
Pak Roy sebagai intelektual sebaiknya tidak memframing.
Apalagi Pak Roy juga seorang pelaku fotografi, dimana perpaduan intelektual dan seni biasanya menghasilkan pemikiran yang jernih dan berbasis pengetahuan.
Kalau Pak Roy ingin membaca koleksi buku buku saya dan berdiskusi soal sejarah, maka dengan senang hati saya akan berbagi. Siapa tahu saya juga bisa belajar Fotografi sama Pak Roy.
Ini memang merepotkan dimana hal hal seperti ini selalu dijadikan plintiran dan framing.
Sehingga lebih baik saat ini saya memilih mengnonaktifkan akun twitter saya agar saya bisa focus bekerja saja.
Pesan saya, agar masyarakat harus membiasakan dengan budaya literasi yang sehat, termasuk melakukan check balance, sehingga keakuratan informasi terjaga.
Sekali lagi pemikiran dan tulisan intelektualitas saya bisa jadi pencarian jawaban atas ruang dialektika yang terjadi di masyarakat termasuk sejarah, sosial bahkan agama .
Terkait twitt soal hari kesaktian pancasila, Iman brotoseno menjelaskan, “Sekali lagi sengaja memframing. Ini diambil dari tulisan saya 5 tahun lalu. Bukan sekarang. Bahkan itu sebuah pertanyaan rekonsilasi kebangsaan. Makanya judul aslinya pakai tanda tanya ? Cuma sama media sengaja dibuat seolah pernyataan.
Itu pemikiran saya dengan tak ada hibungan dengan jabatan sekarang. Sekali lagi pemikiran dan tulisan intelektualitas saya bisa jadi pencarian jawaban atas ruang dialektika yang terjadi di masyarakat termasuk sejarah, sosial bahkan agama.
Bahkan kesimpulan yang diambil dari renungan terhadap tulisan soal Kesaktian Pancasila.
Tidak ada salahnya, jika bangsa ini meminta maaf terhadap kesalahan-kesalahan masa lampau. Ketakutan bahwa permintaan maaf akan membuka luka lama, tak perlu ditakuti, karena sejarah tak harus ditutupi. Kalau kelak rekonsiliasi ini tercipta, Pancasila tak perlu lagi diperingati kesaktiannya. Ia cukup dihayati karena kebajikannya.
Usai dilantik sebagai Dirut baru TVRI, Iman dikritik sejumlah kalangan terkait sepak terjangnya di masa lampau.
Ia sempat membuat kuliah twit (kultwit) mengenai Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Namun, oleh Roy Suryo, twit lama itu diungkit kembali.
Ia mempertanyakan apa tujuan Iman mencuit panjang soal hal itu.
"Masih soal "Rekam Jejak" Dirut baru @TVRINasional terus terang "salut" saja mas @imanbr bisa panjang & detail menuliskan kultwit tentang GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia PKI, Wikipedia) sampai 59 (lima puluh sembilan) pages pada tanggal 30-Sep-2018/53th G30S. Apa maksudnya ya?" kata Roy Suryo via akun Twitter-nya @KRMTRoySuryo2.
Saat ini menonaktifkan akun Twitter-nya sementara waktu karena ingin mencurahkan waktunya untuk bekerja.