Rencana Buka Juli Mendatang, Masjid Istiqlal Diminta Siapkan Protokol Kesehatan
Presiden berpesan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar agar menyiapkan protokol kesehatan pelaksanaan Salat di masjid tersebut.
Editor: Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada Imam Besar Masjid Istiqlal
Nasaruddin Umar agar menyiapkan protokol kesehatan pelaksanaan Salat di masjid tersebut.
Hal itu disampaikan Presiden saat meninjau Masjid Istiqlal pada Selasa (2/6/2020).
"Tadi saya titip untuk disiapkan protokol-protokol kesehatan sehingga nanti pada saat kita
melaksanakan solat di masjid istiqlal ini semuanya aman dari covid," kata Presiden.
Menurutnya, penyebaran Covid-19 belum bisa dikendalikan sepenuhnya di semua wilayah.
Oleh karena itu pembukaan aktivitas baik itu ibadah, sekolah, hingga aktivitas ekonomi akan
dilakukan secara bertahap dengan penilaian yang ketat.
"Dengan melihat angka-angka kurva dari R0 maupun RT-nya (reproduksi Covid-19),"katanya.

Keputusan pembukaan aktivitas tersebut, kata Presiden, berdasarkan data ilmiah, sesuai
dengan data penyebaran virus.
"Semuanya memakai data-data keilmuan yang ketat sehingga kita harapkan akan berjalan
dari tahapan ke tahapan, dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi sesuai dengan
angka-angka yang tadi saya sampaikan," tuturnya.
Untuk pembukaan tempat ibadah di Masjid Istiqlal sendiri, menurut Presiden, diserahkan
sepenuhnya kepada Imam Besar Nasaruddin Umar.
"Apakah setelah selesai akan dibuka? Belum kita putuskan. Tadi saya mendapat informasi
dari Prof Nasaruddin, Bapak Imam Besar bahwa direncanakan Masjid Istiqlal akan dibuka
pada bulan Juli, tetapi keputusan nanti ada di Bapak Imam Besar," kata Jokowi.
Jokowi juga menggelar pertemuan dengan delapan tokoh lintas agama kemarin.
Pertemuan tersebut membahas salah satunya mengenai Pandemi Covid-19.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Pdt Gomar Gultom mengatakan, dalam pertemuan tersebut hadir
Helmy Faishal Zaini (PBNU), Abdul Mukti (PP Muhammadiyah), KH. Muhyiddin Junaidi (MUI), Pdt, Ignatius Kardinal Suharyo (KWI), Wisnu Tenaya (PHDI), Arief Harsono (Permabudhi) dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (Matakin).
Pdt Gomar mengatakan, dalam pertemuan tersebut ia menyampaikan bahwa penanganan Covid-19 perlu kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi mematuhi protokol kesehatan.
"Tanpa disiplin, apapun yang dikerjakan oleh pemerintah, akan sia-sia, dan masyarakat akan terus berada dalam bayang-bayang penularan covid ini," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tribun.
Menurutnya, dalam pertemuan tersebut Presiden menyampaikan bahwa pemerintah sangat berhati-hati dalam menghadapi pandemi Covid-19. Di antaranya dengan merujuk data ilmiah serta saran para pakar.
Presiden juga menjelaskan mengenai kemampuan pemerintah saat ini dalam memproduksi alat kesehatan sendiri dalam menanggulangi penyebaran Corona, meskipun pada awalnya merasa kesulitan.
Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, pertemuan Presiden dengan
tokoh lintas agama tersebut dilakukan atas inisiasi Presiden.
"Kami datang atas undangan presiden," katanya saat dihubungi. (fransiskus/taufik/tribunnetwork/cep)