Prof. Dr. Sulianti Saroso, Orang Indonesia Pertama Presiden World Health Assembly
Anak-anak dan cucu-cucu ibu dan bapak tidak ada yang meneruskan menjadi dokter. Alasannya sederhana sih,
Editor: Rachmat Hidayat
"Ibu saya adalah anak pertama dari dokter Muhamad Sulaiman yang menjadi dokter. Selain itu ada juga anak lainnya yang ada di Jogja, yang juga jadi dokter"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ibu saya adalah anak pertama dari dokter Muhamad Sulaiman yang menjadi dokter. Selain itu ada juga anak lainnya yang ada di Yogja, yang juga jadi dokter. Namanya dokter Suliantoro Sulaiman.
Setelah jadi dokter ibu saya sempat tinggal di Jogja. Ibu saya pada waktu jaman Belanda sempat punya tunangan seorang pilot dari Angkatan Udara. Tapi kemudian tunangannya itu jatuh dan meninggal.
Baca: RSPI yang Abadikan Nama Ibunya Dikenal Saat Wabah Covid-1, Ini Kata Putri Prof. Dr. Sulianti Saroso
Ibu saya kemudian ditawari Tulane University untuk jadi Associate Professor, mengajar di Tulane. Dari situ ibu berangkat lagi ke Amerika, untuk mengajar. Dalam perjalanan pulang, karena anak-anaknya sekolah di Swiss pasca kudeta, ibu saya sempat mampir ke Swiss.
Di sana ibu saya melamar pekerjaan ke WHO karena bapak bilang sudah tidak tahan di Indonesia. Dari situ ibu saya diterima dan mau pindah ke Swiss.
Satu keluarga pergi ke Swiss ketika ibu bekerja di WHO?
Ketika ibu sempat pulang ke Indonesia, ketika sudah jaman Orde Baru, ibu saya ditawari jabatan di direktorat jenderal P4M. Ibu saya sempat menolak karena sudah mendapat pekerjaan di WHO.
Ternyata ibu saya merasa terpanggil, merasa harus mengabdi. Akhirnya diterima sama ibu.
Setelah itu karir ibu saya di dunia kesehatan makin bersinar. Mulai dari megang P4M, kemudian menjabat LRKM. Begitulah sejarah karir ibu saya. Ibu saya dokter spesialis penyakit menular.
Baca: Aplikasi Zoom Tawarkan Fitur Enkripsi Khusus untuk Pengguna Berbayar
Bagaimana sosok ibu Syul di mata anak-anaknya?
Ibu saya wanita yang sangat bijaksana. Tidak pernah gosip. Ambil keputusan juga sangat bijaksana. Saya juga melihat sosok ibu saya sebagai orang yang sangat pintar.
Saya itu bisa menyelesaikan sekolah ketika dibantu ibu saya saat sedang buntu menulis thesis. Saat itu ibu secara khusus datang ke luar negeri, ke tempat saya kuliah untuk bantu saya menulis thesis sampai selesai.
Baca: Tes Kepribadian - Mana Pencuri yang Sebenarnya? Ungkap Kamu Orang yang Pandai atau Mudah Tertipu
Kapan RSPI Sulianti Saroso berdiri dan sejak kapan pakai nama ibu?
RSPI Sulianti Saroso itu baru dibangun dan diresmikan pada tahun 1994 kalau saya tidak salah. Pada waktu itu dokter Abed Nego sebagai Dirjen P2M, sebelum peresmian RSPI Sulianti Saroso, datang ke rumah untuk minta izin ke saya dan keluarga.
Minta izin apa boleh rumah sakit menggunakan nama dokter Sulianti Saroso. Tentunya keluarga mengizinkan dengan bangga. Jadi dari awal namanya sudah RSPI professor doktor Sulianti Saroso.
Apa pertimbangan menggunakan nama Ibu Syul untuk RSPI Sulianti Saroso?
Pertimbangan menggunakan nama ibu itu dulu karena ibu itu ada tempat riset cacar. Ada beberapa tempat. Ibu dari dulu fokus di penyakit menular, ada riset juga di daerah Sunter, Tanjung Priok, makanya nama ibu dipilih. Ibu sebagai orang yang memberantas cacar di Indonesia.
Ibu itu sudah sangat ke depan pola berpikirnya. Masih sangat muda sudah memikirkan program KB, memikirkan cara memberantas cacar. Kalau orang mencret suka dikasih oralit, itu obat oralit itu resep buatan ibu saya dan timnya.
Ibu adalah orang Indonesia pertama yang menjadi Presiden World Health Assembly (WHA) di WHO. Perempuan kedua yang pertama kali menjabat posisi itu. Saat itu dia bangga, kami juga bangga. Pada saat jadi Presiden WHA boleh ibu yang memilih dirjen WHO. Itu prestasi juga. Sebagai perempuan Indonesia, hebat ibu bisa menjadi WHA di WHO.
Ibu Syul punya berapa anak?
Anak ibu itu ada tiga. Yang dari suami pertama satu, yang dari bapak saya dua. Anak bapak itu ada dua. Jadi total ibu punya lima anak.
Baca: Tes Kepribadian - Mana Pencuri yang Sebenarnya? Ungkap Kamu Orang yang Pandai atau Mudah Tertipu
Apa ada anak-anak Ibu Syul yang meneruskan menjadi dokter?
Anak-anak dan cucu-cucu ibu dan bapak tidak ada yang meneruskan menjadi dokter. Alasannya sederhana sih, kami tidak sepintar bapak dan ibu saya.
Apa yang sangat terkenang tentang sosok ibu ketika di rumah?
Ibu saya tidak pernah kasar pada siapapun, selalu halus dan itu yang sampai sekarang saya masih sangat respek pada ibu.
Baca: UPDATE Corona: Jawa Timur 4 Kali Laporkan Kasus Baru Tertinggi dalam Enam Hari Terakhir
Apa harapan anda sebagai putri dari Prof. Dok. Sulianti Saroso?
Harapannya Covid-19 ini segera berakhir, biar kita bisa kembali hidup normal, walau dalam new normal.