Kemendikbud Pastikan Dimulainya Tahun Ajaran Baru Tidak Sama Dengan Pembukaan Sekolah
Awal tahun ajaran baru dengan dimulainya pembelajaran tatap muka adalah hal berbeda.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad mengatakan awal tahun ajaran baru dengan dimulainya pembelajaran tatap muka adalah hal berbeda.
Ia menjelaskantahun ajaran baru akan dimulai pada 13 Juli mendatang.
Namun, bukan berarti kegiatan pembelajaran tatap muka dimulai pada tanggal tersebut.
“Tanggal 13 Juli adalah tahun pelajaran baru, tetapi bukan berarti kegiatan belajar mengajar tatap muka," ujar Hamid pada acara Bincang Sore secara daring di Jakarta, Kamis (28/5/2020).
Baca: 16 Taman Kota di DKI Jakarta Akan Dibuka Besok, Ini Syarat yang Harus Dilakukan Pengunjungnya
Hamid menjelaskan bahwa metode pembelajaran antara siswa dan guru bakal dilangsungkan sesuai kondisi pandemi corona di daerah masing-masing.
"Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi daerah masing-masing," ungkap Hamid.
Baca: Pilkada 9 Desember Dinilai Berisiko, Anggaran Rp 10 Triliun Sebaiknya untuk Penanggulangan Covid-19
Hamid menjelaskan bahwa kalender pendidikan Indonesia dimulai pada minggu ketiga bulan Juli dan berakhir pada akhir bulan Juni.
Seperti diketahui, Kemendikbud mendorong agar dinas pendidikan daerah dan sekolah menggelar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online atau daring.
Berdasarkan laporan Tim Perwalian Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbud, sejauh ini baru 221 kabupaten kota yang menggelar PPDB via daring, sementara 293 sisanya masih secara luring.
Protokol Jaga Jarak Dapat Turunkan Risiko Penularan Covid-19 Hingga 85 Persen
Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Lancet protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
Dalam jurnal tersebut menurut dokter Reisa disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," kata Dokter Reisa di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Baca: Viral Penjual Gorengan Cantik, Bantu Orangtua hingga Isi Waktu Luang setelah Di-PHK Akibat Corona