Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dirjen GTK Kemendikbud: Kurikulum Tak Perlu Dituntaskan, Terpenting Ada Progres Dari Setiap Anak

Iwan Syahril mengatakan sekolah tidak perlu memaksakan untuk menuntaskan kurikulum dalam tahun ajaran baru ke depan.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Dirjen GTK Kemendikbud: Kurikulum Tak Perlu Dituntaskan, Terpenting Ada Progres Dari Setiap Anak
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Iwan Syahril mengatakan sekolah tidak perlu memaksakan untuk menuntaskan kurikulum dalam tahun ajaran baru ke depan.

Iwan mengungkap masih ada kekhawatiran sekolah tentang tuntutan kurikulum yang mungkin dirasa harus dilaksanakan atau dituntaskan meski situasi belajar mengajar terganggu pandemi Covid-19.




"Masih ada semacam beban mental untuk menghabiskan atau menuntaskan kurikulum. Ini yang mungkin menjadi sebuah catatan, bahwa kurikulum tidak perlu dituntaskan. Yang paling penting adalah bagaimana ada progres dari setiap anak sesuai dengan dimana dia berada," ujar Iwan dalam Bincang Pendidikan dan Kebudayaan secara daring, Selasa (16/6/2020).

Baca: Mahfud MD: Pemerintah Tidak Kirim Supres ke DPR untuk Pembahasan RUU HIP

Dia menegaskan kurikulum bisa disesuaikan dengan konteks kondisi murid, konteks sekolah dimana dia berada, dan apa yang memungkinkan dalam sekolah tersebut.

Iwan menyarankan agar para guru melakukan semacam assessment untuk memulai tahun ajaran baru.

Assessment tersebut diharapkan dapat digunakan untuk melihat bagaimana kondisi murid saat ini.

BERITA TERKAIT

Hal ini penting karena mungkin saja ada murid-murid yang tertinggal karena pembelajaran beberapa bulan terakhir tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Baca: Selama Pandemi Covid-19, Cinta Laura Habiskan Waktu di Bali

"Assessment ini bisa untuk membantu guru-guru dan sekolah untuk mengajar sesuai kondisi dimana anak tersebut mengetahui tingkat perkembangan terhadap materi, yang mungkin bervariasi juga," kata dia.

"Jadi perlu ada semacam diferensiasi karena kita bisa membantu anak-anak yang berbeda dengan tuntutan atau kebutuhan belajar yang berbeda-beda," imbuhnya.

Baca: Selama Pandemi Covid-19, Cinta Laura Habiskan Waktu di Bali

Karenanya, Iwan kembali menegaskan bahwa tak perlu memaksakan untuk menuntaskan kurikulum.

Terpenting memastikan ada progres dari para murid.

"Jadi tidak dipaksakan kurikulum harus langsung dituntaskan. Misalnya kalau di kelas 5 bahan langsung diberikan kelas 5 gitu. Tapi dilihat dulu muridnya seperti apa. Jadi ini sebuah tips untuk memastikan bahwa progres akan terjadi," ungkapnya.

"Karena kalau dipaksakan misalnya dengan kurikulum yang ada tanpa melihat anak seperti apa pada saat ini nanti dampaknya akan semakin buruk. Kita perlu memastikan anak itu ada progres sesuai dengan tingkat perkembangannya dan tidak dipaksakan kurikulumnya seperti yang ekspektasi pada saat ini. Jadi penting sekali untuk menjaga progres momentumnya tetap ada, walaupun dalam situasi yang penuh keterbatasan," jelasnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas