Warga Papua Ajak Semua Pihak Cegah Perilaku Rasialis
Apalagi secara kontekstual isu rasisme di AS dan Indonesia berbeda, dimana Indonesia dibangun berdasarkan nilai Bhineka tunggal Ika.
Editor: Malvyandie Haryadi
Wakol Yelipele, Ketua PMKRI Papua, menambahkan, bahwa rasisme bukan hanya terjadi dan kepada orang Papua, tapi rasisme ada di mana-mana di segala golongan.
Karena itu, ia meminta agar tidak memisahkan antara Papua dan Indonesia, namun bersama menyatukan. Karena itu, organisasi mahasiswa gencar bekerjasama memerangi rasisme lintas golongan organisasi.
Baca: Profil Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau, Putra Papua Pertama yang Raih Bintang 3 di TNI AD
Juga, rutin berkeliling Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan dan untuk menyatukan Indonesia. Mahasiswa Papua berada di posisi tengah yang tidak memihak siapapun dan mengutamakan untuk keadilan, kesejahteraan antar wilayah se-Indonesia.
Wakol mengaskan tagar PapuaLivesMatter juga sejatinya tidak relevan karena faktanya, warga Papua sangat terbuka, mau bekerjasama.
Misal di tempat lahirnya, ada banyak warga suku bangsa, agama, membaur, ketika hari besar bersama saling membantu saling merayakan, hal ini dilakukan hidup dalam kerukunan menjadi contoh daerah lain, tidak ada perbedaan satu membangun negeri.
Sementara Ayub Anto, salah satu Mahasiswa Papua yang menempuh kuliah di Solo, mengingatkan bahwa semua pihak harus melihat tujuan besar negara Indonesia yang dibangun dari berbagai macam suku.
Ia mengaku, sejak kecil tinggal di Jawa, dan hidup dengan berbagai suku dalam satu rumah, sehingga perasaan saling merangkul, bersama, tercipta.
Ia mengajak teman-teman mahasiswa Papua diharapkan untuk fokus pada Pendidikan, sehingga ketika selesai mampu membantu masyarakat Papua dan tidak terprovokasi. Ia yakin rasisme dapat ditekan, dengan memperkenalkan Indonesia yang beragam.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: Warga Papua ajak semua pihak bersama cegah rasisme