Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Webinar Bulan Bung Karno, Gus Muwafiq: Pancasila Relevan dan Diterima Kaum Muslim

Dalam webinar itu, Gus Muwafiq menekankan bahwa umat muslim pun susah menerima Pancasila karena kaidah yang terkandung

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Webinar Bulan Bung Karno, Gus Muwafiq: Pancasila Relevan dan Diterima Kaum Muslim
Instagram/@gus.muwafiq
Pendakwah KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq disebut sebagian kalangan telah menghina Nabi Muhammad SAW melalui ceramahnya di Purwodadi. Menghadapi tuduhan itu, Gus Muwafiq segera menyampaikan permintaan maaf serta klarifikasi melalui Instagram @gus.muwafiq, Senin (2/12/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ulama KH Ahmad Muwafiq alias Gus Muwafiq menilai Pancasila yang dilahirkan oleh para pendiri bangsa mampu mengikat ribuan bangsa-bangsa dan penganut agama lainnya menjadi satu padanan yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Menurut dia, gagasan yang diproklamasikan oleh Bung Karno sangat penting bagi kemajukan Indonesi. Hal ini disampaikan oleh pria yang akrab disapa Gus Muwafiq itu dalam webinar kedua dalam rangka peringatan Bulan Bung Karno 2020 dengan tema Rakyat Sumber Kebudayaan Nasional, Selasa (16/6).

Baca: Faisal Basri: Nilai Tukar Rupiah Sulit Menguat hingga Akhir Tahun

Dalam webinar itu, Gus Muwafiq menekankan bahwa umat muslim pun susah menerima Pancasila karena kaidah yang terkandung di dalamnya relevan dengan nilai-nilai Islam.

"Pancasila ini dibangun atas nama sesuatu yang sudah dibangun dalam tradisi erat Indonesia. Makanya kadang saya ditanya, apakah Pancasila itu mencerminkan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia? Sangat mencerminkan nilai-nilai dasar Indonesia," kata Gus Muwafiq.

Baca: Kisah Perjuangan Mohamed Salah, Waktu Sekolah yang Terbatas hingga Sukses Jadi Bintang Sepak Bola

"Bahkan sebagai orang Islam, kaum muslim sangat diwakili dengan bahasa-bahasa dalam Pancasila," tambahnya.

Gus Muwafiq menilai sangat sulit menyatukan bangsa-bangsa di Indonesia apabila tidak ada Pancasila. Hal itu pula yang menjadi ikatan bersama sampai hari ini dengan bukti Sabang sampai Marauke tetap berada dalam NKRI.

Baca: Di Masa Pandemi Pakai Masker Bikin Sesak, Amankah untuk Ibu Hamil?

Gus Muwafiq mencontohkan bahwa banyak bangsa yang terpecah belah karena tidak memiliki falsafah bernegara. Seperti di Arab, menurut dia, satu bangsa menjadi puluhan negara. Begitu juga Eropa, satu bangsa tetapi memilih menjadi puluhan negara.

Berita Rekomendasi

"Indonesia puluhan bangsa bersepakat dengan satu negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan itu bukan hal yang mudah meletakkan kompromi-kompromi bangsa ini dibangun. Makanya founding father kita adalah orang-orang yang kuat," jelas dia.

Meski demikian, Gus Muwafiq menyadari budaya Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain. Baik dari pengaruh negara maupun agama, turut mempengaruhi kultur Indonesia. Namun, Gus Muwafiq menekankan bahwa Indonesia memiliki Pancasila yang akhirnya mampu memfilterisasi budaya-budaya asing.

"Akan tetapi memilih Indonesia tetap menjadi Indonesia adalah satu pilihan yang benar matang yang dalam hal ini dipimpin revolusioner besar yang namanya Bung Karno. Makanya Bung Karno ini satu sosok yang sampai hari ini sulit ditemukan padanannya. Di mana pada zaman seperti itu, orang bisa diajak bersatu. Satu bahasa Indonesia, satu tanah air Indonesia. Itu bukan sesuatu yang mudah," jelas dia.

Baca: Akses Via HP Link Live Streaming Mola TV Manchester City vs Arsenal

Dalam webinar ini, panitia Bulan Bung Karno 2020 juga menghadirkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Seniman Tamara Geraldine dan anggota Komisi X DPR RI Rano Karno. Hadir juga Ketua Panitia Bulan Bung Karno 2020 Djarot Saiful Hidayat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas