Covent-20: Alat Bantu Pernapasan Pasien Positif Corona 100 Persen Buatan Anak Bangsa
COVENT-20 adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan atau sulit untuk bernapas.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Indonesia terus berkreasi. Di tengah badai corona yang menerpa, mereka terus membangkitkan harapan untuk bersama-sama melawan wabah.
Terobosan terbaru yang dibuat adalah alat bantu pernapasan pasien positif Covid-19 yang diberi nama COVENT-20.
Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono mengat akan COVENT-20 sudah melalui uji klinis dan
sudah siap digunakan untuk membantu rumah sakit rujukan pasien positif corona, terutama bagi
mereka pasien positif corona dengan tingkat ringan dan sedang.
"Ini sudah melalui uji klinis. Dalam satu atau dua hari mungkin sudah bisa digunakan untuk membantu
rumah sakit rujukan," kata Hendri kepada Tribun Network.
Komponen COVENT-20 70 persen berasal dari dalam negeri. Sisanya, diimpor. Selain harganya lebih murah, juga karena kualitas lebih baik dibandingkan komponen yang ada di Indonesia.
Baca: Ventilator Buatan UI Lulus Uji Klinis Manusia, Siap Didistribusikan untuk Bantu Pasien Covid-19
"Misalnya ya, itu untuk regulator, selang, kemudian juga casing, itu sudah banyak di pasaran. Kalau
dalamnya ya kita yang paling sulit otaknya sebenarnya. Yang paling sulit otaknya itu PCB dan Controller,
itu yang kita kembangin sendiri," tutur Hendri.
Baca: Pandemi Covid-19 Bikin Harga Mobil Bekas Anjlok, Ini Ragam Pilihan Mobkas Harga Rp 70 Jutaan
Ketua Tim Ventilator UI Basari menjelaskan secara rinci bagaimana awal mula COVENT-20 dibuat pada
20 Maret 2020. Awalnya alat ini dikerjakan oleh 15 orang termasuk dosen dan mahasiswa. Kemudian
bertambah menjadi 20 orang untuk pengembangan.
Baca: Pertamina Bantah Kabar BBM Jenis Premium dan Pertalite Bakal Dihapus
"Tim sekarang sudah berjumlah 20an, lintas fakultas. Makanya ada tim dokternya juga, ada tim
distribusi, ada tim purchasing, pembelian komponen. Ada tim pengembangannya sendiri si alat, kami
dari tim pengembang. Dari awal, ngembangin ini sampai sekarang," ujar Basari.
Baca: Pelanggan PLN yang Tagihannya Melonjak Bisa Cicil Bayar Listrik
COVENT-20 berdiri gagah di salah satu ruang di Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Alat itu perpaduan warna putih dan abu-abu. Disertai tas warna oranye bertuliskan COVENT-
20.
"Ini evolusi dari bentuk awal sampai sekarang ini produk yang akan didonasikan nantinya, belum sampai
skema komersial," kata Basari seraya memperlihatlan COVENT-20.
COVENT-20 adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang mengalami gangguan pernapasan atau
sulit untuk bernapas. Alat ini, menurut Basari, cukup mudah dibawa. Dapat digunakan di ambulance,
rumah sakit, atau di rumah.
"Dipakai di rumah untuk bernapas dengan nyaman. Model COVENT-20 ini untuk tempatnya yang
terisolasi atau yang sulit dijangkau," ucap Basari.
Basari menerangkan COVENT-20 memang digunakan untuk pasien positif corona. Mekanik hampir
sebagian besar dari lokal, elektronik secara desain dikerjakan mandiri. Gagasan membuat COVENT-20
bermula untuk membantu sesama.
"Di Indonesia belum ada yang bisa membuat ventilator sebenarnya. Sekarang mungkin banyak yang mulai mengembangkan. Tapi bagaimana pengetahuan di dalamnya, itu belum punya," imbuh Basari.
Ventilator buatan lokal ini mampu memberikan ventilasi tekanan positif dengan mode CMV sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bagi pasien untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas dan perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered).
Sedangkan mode CPAP dapat membantu pemberian oksigen kepada pasien yang masih sadar dan bernapas spontan.
Tim Ventilator UI saat ini sedang menyelesaikan tahap akhir produksi pertama sebanyak 300 unit untuk
didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan rumah sakit darurat.
Produksi menggandeng beberapa mitra industri menggunakan dana dari hasil penggalangan donasi terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia (ILUNI FTUI). (tribun network/denis destryawan/lucius genik)