Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Defisit APBN Terus Membengkak, Pemerintah Diingatkan Bahaya Beban Utang 

Defisit anggaran yang dalam dan koreksi pertumbuhan ekonomi menjadi pemicu meningkatnya porsi utang pemerintah

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Defisit APBN Terus Membengkak, Pemerintah Diingatkan Bahaya Beban Utang 
Istimewa
Hardjuno Wiwoho 

Namun, pelebaran defisit APBN tahun ini terjadi karena pemerintah membutuhkan dana yang besar untuk penanggulangan dampak pandemi Covid-19. 

Salah satu peruntukannya yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun.

Menurut Hardjuno, peningkatan defisit ini disebabkan Menteri Keuangan (Menkeu) tidak menghitung alokasi anggaran untuk pemulihan ekonomi atau untuk covid secara akurat. 

Baca: Mendagri Minta Bawaslu Jadi Wasit yang Objektif dan Netral di Pilkada Serentak 2020

Akibat, tahun ini, alokasi anggaran dan program menumpuk pada  APBN 2020 ini. 

Yang lebih mengherankan lagi lanjut Hardjuno, ada program pemerintah yang justru tidak berkaitan dengan covid-19 atau pemulihan ekonomi namun diikutsertakan dalam program pemulihan ekonomi.

Misalnya, dana talangan buat BUMN seperti Garuda dan BUMN lainnya.

Padahal sebetulnya, kata dia, keuangan BUMN sudah jelek sebelum covid -19  tetapi dimasukkan ke dalam APBN covid-19. 

BERITA TERKAIT

“Makanya, jangan heran kalau  defisit APBN membengkak. Dan saya kira, Menkeu Sri Mulyani harus tanggung jawab sebagai bendahara negara,” tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas