Bendera Partai Dibakar, PDI-Perjuangan Tempuh Jalur Hukum
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyesalkan adanya aksi provokasi
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyesalkan adanya aksi provokasi yang dilakukan pihak tertentu dengan membakar bendera partainya.
Hasto menegaskan bahwa PDIP akan menempuh jalur hukum atas peristiwa ini.
"Karena itulah mereka yang telah membakar bendera partai, PDI Perjuangan dengan tegas menempuh jalan hukum. Jalan hukum inilah yang dilakukan oleh PDI pada tahun 1996, ketika pemerintahan yang otoriter mematikan demokrasi," ujar Hasto, dalam keterangannya, Kamis (25/6/2020).
Meski ada aksi provokasi dengan membakar bendera partai berlambang banteng moncong putih itu, Hasto meyakini masyarakat terutama kader-kader di grass root tak akan mudah terprovokasi.
Baca: Demo PA 212 di Kedubes India: Mulai Bakar Bendera hingga Desak Pemerintah Putus Hubungan Diplomasi
Baca: POPULER- Jejak Digital Petinggi Sunda Empire, Pernah Kecam Oknum Banser yang Bakar Bendera Tauhid
"PDI Perjuangan ini partai militan, kami punya kekuatan grass-roots, dan kekuatan ini kami dedikasikan sepenuhnya bagi kepentingan bangsa dan negara," kata dia.
"Meskipun ada pihak yang sengaja memancing di air keruh, termasuk aksi provokasi dengan membakar bendera Partai, kami percaya rakyat tidak akan mudah terprovokasi," imbuhnya.
Menurutnya seluruh kekuatan PDIP saat ini tengah difokuskan pada upaya membantu rakyat di dalam melawan pandemi Covid-19.
Di sisi lain terkait proses Pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), Hasto menyatakan pihaknya sejak awal mendengarkan aspirasi-aspirasi yang masuk dan terus mengedepankan dialog.
"Rancangan Undang-undang selalu terbuka terhadap koreksi dan perubahan, agar seirama dengan suasana kebatinan rakyat. Jadi sebaiknya semua menahan diri dan menghindarkan dari berbagai bentuk provokasi," kata dia.
Dia juga menyinggung bahwa Indonesia adalah negara besar yang begitu beragam dan majemuk, bila dilihat dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga ke Rote yang bersatu karena Pancasila.
Oleh karenanya, Hasto juga mengimbau kader PDIP untuk tak terprovokasi dalam masalah ini dan mengedepankan proses hukum.
"Kita bersatu karena Pancasila. Kita harus belajar dari konflik di Suriah, Yaman, Libya dan lainnya. Rakyat di negara-negara tersebut akhirnya menjadi korban. Indonesia memiliki nilai luhur untuk bermusyawarah, jadi itulah yang harusnya kita kedepankan. Untuk itu mari kedepankan proses hukum dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan diinstruksikan agar tidak terprovokasi," tandasnya.